Malaysia Mau Bangun PLTN, Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia sudah mengembangkan teknologi nuklir sejak Era Soekarno.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 10 Agu 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2015, 15:00 WIB
PLTN
Ilusrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (Foto: batan.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sudah mengembangkan teknologi nuklir melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sejak era Presiden Soekarno. Namun, hingga kini belum ada tanda pemerintah untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir.

Reaktor nuklir yang dimiliki Indonesia, baru dimanfaatkan di bidang kesehatan, pangan dan penelitian. Padahal negara tetangga, Malaysia dan Vietnam sudah bersiap membangun PLTN.

"Yang mendirikan Batan Adalah Bung Karno. Ide reaktor Bandung dan Serpong adalah ide Bung Karno. Obsesi beliau dalam sains adalah tenaga atom dan antariksa," kata Kepala BATAN Djarot S Wisnubroto saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (10/8/2015).

Dia menjelaskan, pembangunan PLTN di Indonesia hingga kini belum diputuskan pembangunannya karena memerlukan keputusan politik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun menurut buku putih yang dibuat Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia direkomendasikan mengoperasikan 5.000 MW PLTN pada 2024.

Djarot menyebutkan, ada beberapa lokasi yang memenuhi syarat untuk proyek PLTN jika dilihat dari sisi potensi gempa yang kecil yaitu, Bangka, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

"Bisa juga kalau kebutuhan mendesak Pulau Batam," kata dia.

Pada tahap awal, kapasitas PLTN yang bisa dibangun Indonesia sekitar 2x1.000 MW atau 2x1.000 MW. Dengan kapasitas itu, selain bisa memenuhi kebutuhan listrik warga juga bisa untuk industri.

"Pembangunan suatu pembangkit yang berpasangan. Sangat penting untuk saling back up, karena kalau yang satu harus mengalami perawatan, masih ada unit lain," ungkapnya. (Ndw/Gdn) 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya