Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta kepada Perum Bulog untuk menyerap 2293237Â petani. Hal ini dilakukan guna mengatasi anjloknya harga produk holtikultura tersebut di pasaran.
Dia mengatakan, Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyerap tomat petani dengan harga jauh lebih tinggi dari harga jual tomat ditingkat petani saat ini yang hanya berkisar Rp 300 per kg.
"Bulog bersama-sama dengan Kementerian Pertanian, dengan harga Rp 8.000 hingga Rp 10 ribu," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (19/8/2015).
Untuk penyerapan oleh Kementerian Pertanian, Amran mengatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan Direktorat Jenderal Holtikultura untuk terjun langsung ke sentra-sentra penghasil tomat untuk langsung menyerap dari petani.
"Ini Dirjen Horti, kami minta turun menyerap tomat petani-petani di lapangan karena harga sangat jatuh sekali," kata dia.
Selain tomat, Amran juga mengatakan bahwa pihaknya akan mencari cara untuk mengatasi anjloknya harga bawang merah. Salah satunya yaitu dengan membuka peluang ekspor bagi komoditas pangan tersebut.
"Kemudian juga bawang merah yang turun dari yang dulu Rp 36 ribu sekarang Rp 3.500 per kg hingga Rp 4.000 per kg. Kami minta persiapan untuk ekspor," tandasnya.
Sebelumnya, harga komoditas pangan tomat justru mengalami penurunan yang cukup dalam. Terhitung usai Hari Raya Idul Fitri pada pertengahan bulan lalu hingga saat ini, harga tomat di pasar tradisional Jakarta mengalami penurunan kurang lebih Rp 5.000 per kilogram (kg).
Salah seorang pedagang sayur di Pasar Mampang, Jakarta Selatan, Ade menjelaskan, harga tomat terus mengalami penurunan dalam satu bulan terakhir. Usai Hari Raya Idul Fitri, harga tomat ada di kisaran Rp 8.000 per kg. Namun saat ini anjlok. "Sekarang sudah Rp 3.000 per kg, turun dari sebulan yang lalu" kata Ade kepada Liputan6.com, Minggu (16/8/2015).
Hal yang saja juga dialami oleh Tuti (53), pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Selatan. Tuti saat ini menjual tomat dengan kualitas super di harga Rp 8.000 per kg. Pada pekan lalu, ia menjual tomat dengan harga Rp 10.000 per kg. "Kalo seminggu setelah puasa itu harganya masih mahal, masih di Rp 12.000 per kg," jelasnya.
Tuti mengambil tomat dari pasar Induk Kramat Jati, Jakart Timur. Setiap kilogramnya, ia tidak mengambil untuk terlalu besar yaitu maksimal Rp 500 per kg. "tergantung kualitasnya, kalau tidak cacat sama besar-besar itu mahal, kalo yang kecil ya dikit ngambil untungnya," ungkapnya.
Sebelumnya, para petani tomat di Garut, Jawa Barat, lebih memilih untuk membuang tomat hasil panen ke sungai. Hal tersebut dilakukan karena harga jual tomat di level petani anjlok. (Dny/Gdn)
Menteri Pertanian Minta Bulog Serap Tomat Petani
Selain tomat, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga akan mencari cara untuk mengatasi anjloknya harga bawang merah.
diperbarui 19 Agu 2015, 16:52 WIBDiterbitkan 19 Agu 2015, 16:52 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Meluncur April 2025, Ini Bocoran Harga Jaecoo J7 di Indonesia
Mengungkap Sejarah Perayaan Tahun Baru di Dunia, Tradisi Unik Sejak Zaman Kuno
Kaleidoskop 2024: PDNS 2 Kena Serang Ransomware, Layanan Publik Sempat Lumpuh
Nataru, Pertamina Jamin Ketersediaan BBM dan Gas LPG di Banyuwangi
20 Tahun Tsunami Aceh, Curhat Pilu Ibu Kehilangan 2 Anak dan Suami: Tidak Tahu di Mana Makam Mereka
LRT Jabodebek Beroperasi hingga Dini Hari Saat Malam Tahun Baru 2025
VIDEO: Detik-Detik Penumpang Azerbaijan Airlines Rekam Ketegangan Sebelum Pesawat Jatuh, Berakhir Selamat
Pengalaman Lucu Eks Personel Alv Band Diajak Nugie Main Serial TV, Adegan Dialog Dihapus Gara-Gara Aktingnya Dinilai Berantakan
Tidak Masuk Rencana Ruben Amorim, Manchester United Bakal Lepas Duo Skandinavia
Awas, Ini Dampaknya Jika Tarif Cukai Rokok Naik
Hasto Kristiyanto: Jangan Pernah Takut Menyuarakan Kebenaran
Viral di Medsos, Buaya Raksasa Mati Ditabrak Mobil saat Melintasi Jalan Tol