Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong menyatakan terkejut mengetahui produksi tomat yang ternyata membengkak. Hal itu lantaran produksi yang besar maka harga tomat di tingkat petani semakin murah.
"Saya diberi tahu kawan-kawan di Kementerian, surplus tomat kita tiap tahun semakin besar," kata dia dalam acara Gerakan Beli Tomat Petani di Jakarta, Senin (17/8/2015).
Baca Juga
Thomas menuturkan, pihaknya sedang mempelajari penyebab pasokan tinggi yang berdampak terhadap harga tomat rendah. Salah satu opsinya dengan mendorong industri olahan supaya petani juga turut diuntungkan.
Advertisement
"Apakah kita kerja sama dengan BKPM untuk cari investor buat pabrik pengolahan kita ambil hikmahnya," ujar Thomas.
Presiden Persatuan Pemasar Hasil Pertanian (PPHP), Anne Sri Arti mengatakan saat ini harga tomat di tingkat petani sangat rendah. Tomat buah dijual dengan harga Rp 1.400 per kg dan Rp 700 untuk tomat sayur.
Dia bilang, harga tomat jatuh dikarenakan tidak ada pola tanam yang baik. Artinya, jika harga baik para petani berlomba-lomba menanam tomat, padahal itu membuat harga jatuh.
"Karena belum ada pola tanam, petani kita cenderung ikutan, temennya menanam tomat akhirnya ada lonjakan produksi yang bikin harga rendah," kata dia.
Karena itu, dengan gerakan beli tomat, dia berharap petani akan mendapatkan harga yang layak. Ada sekitar tujuh ton tomat dari tiga wilayah yakni Tasikmalaya, Ciamis, dan Garut yang disediakan untuk gerakan beli tomat.
"Harapannya kalau ada gerakan seperti ini bantu langsung petani kecil. Dengan harga rendah dibeli dengan harga layak," tandas dia. (Amd/Ahm)