Top 5 Bisnis: Batik RI Dijual di Pusat Belanja Tertua Jepang

Pemerintah terus memasarkan batik sebagai warisan budaya bangsa ke pasar Internasional. Kali ini batik dipasarkan ke pusat belanja di Jepang

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 12 Okt 2015, 09:01 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2015, 09:01 WIB
Batik RI di Mitsukoshi, Jepang
Pertama kalinya batik Ri dipasarkan di Pusat belanja tertua di Jepang (Foto: KBRI Tokyo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus memasarkan batik sebagai warisan budaya bangsa ke pasar Internasional. Kali ini batik dipasarkan ke salah satu pusat belanja di Negeri Sakura, Jepang.

Promosi batik tersebut diselenggarakan atas Kerjasama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, dengan desainer Novita Yunus. Batik asli Indonesia itu dipasarkan di pusat perbelanjaan tertua dan terkemuka Jepang, Mitsukoshi, dalam pekan promosi yang berlangsung sejak 7 Oktober hingga 13 Oktober 2015.

Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan batik tak hanya dikemas dengan cara memajang busana-busana nasional Indonesia itu, tetapi juga ditampilkan dalam wujud fashion show.

“Indonesia pantas berbesar hati karena untuk pertama kalinya terjadi bahwa busana nasional Indonesia mendapat kesempatan melakukan promosi di Mitsukoshi Tokyo," kata Yusron, dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (11/10/2015).

Artikel tersebut menjadi artikel terpopuler pada Minggu (12/10/2015). Mau tahu artikel-artikel terlaris kemarin, berikut Top 5 Kanal Bisnis Liputan6.com

 

1. Pertama Kali, Batik RI Dijual di Pusat Belanja Tertua di Jepang

Pemerintah terus memasarkan batik sebagai warisan budaya bangsa ke pasar Internasional. Kali ini batik dipasarkan ke salah satu pusat belanja di Negeri Sakura, Jepang.

Promosi batik tersebut diselenggarakan atas Kerjasama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, dengan desainer Novita Yunus. Batik asli Indonesia itu dipasarkan di pusat perbelanjaan tertua dan terkemuka Jepang, Mitsukoshi, dalam pekan promosi yang berlangsung sejak 7 Oktober hingga 13 Oktober 2015.

Duta Besar RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan batik tak hanya dikemas dengan cara memajang busana-busana nasional Indonesia itu, tetapi juga ditampilkan dalam wujud fashion show.

“Indonesia pantas berbesar hati karena untuk pertama kalinya terjadi bahwa busana nasional Indonesia mendapat kesempatan melakukan promosi di Mitsukoshi Tokyo," kata Yusron, dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (11/10/2015).


2. Ingin Punya Jaringan Kerja dan Bisnis Luas? Ini Caranya

Kegiatan berjejaring atau networking kadang merupakan hal menyebalkan, karena mungkin kita akan dipandang sebelah mata orang tersebut. Atau bahkan sebaliknya, kita yang memandang sebelah mata orang tersebut.

Tentunya Anda ingin membangun relasi, supaya dapat meningkatkan bisnis Anda. Namun uniknya, jika Anda tidak menilai seseorang dari potensinya maka kemungkinan besar Anda memiliki lebih banyak bisnis dan kegiatan menyenangkan?.

Berikut ini adalah 3 tips supaya Anda lebih lihai dalam berjejaring dilansir dari entrepreneur, Minggu (11/10/2015):


3. Ini Alasan Harga Solar yang Turun, Bukan Premium

PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga solar Rp 200 per liter. Pihak dari Pertamina mengungkapkan alasan lebih dipilihnya harga solar yang diturunkan ketimbang Premium.

Vice President Corporate Cmommunication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, diturunkannya harga solar karena bahan bakar tersebut paling banyak digunakan oleh kendaraan angkutan logistik. Penurunan harga akan mengurangi beban harga barang yang akan dibeli masyarakat.

"Kami melihat ke depan solar lebih tepat diambil langkah awalan dan hampir 60 persen dari 104 juta kendaraan memang untuk angkatan truk dan barang pakai solar," kata Wianda, dalam sebuah diskusi di Gedung Dewan Pers, Minggu (11/10/2015).


4. Tes Kerja Bukan Jaminan untuk Hasilkan Karyawan Terbaik

Perekrutan karyawan dengan cara tes yang lazim digunakan, tidak selalu menghasilkan karyawan yang tepat untuk sebuah posisi. Hal itu berdasarkan penelitian terbaru dari University of Sydney Business School.

Tes yang lazim digunakan, umumnya mengukur "kapasitas kecerdasan". Namun tes tersebut gagal menilai kemampuan yang biasa disebut "realised intelligence" atau tingkat kecerdasan yang dicapai saat dihadapkan dengan berbagai tuntutan di dunia nyata.

Sebuah penelitian di University of Sydney Business School mencoba menggunakan pendekatan neuroscience untuk meningkatkan manajemen kerja.

"Calon pekerja yang mengikuti tes kecerdasan, biasanya tidak melakukan kegiatan multi-kerja, atau berurusan dengan tuntutan kognitif lain yang menguras kerja otak," kata Dr Stefan Volk, seperti dikutip dari laman Business Insider, Minggu (11/10/2015).


5. Italia Berminat Investasi di Sektor Infrastruktur

Italia menyatakan minatnya untuk menanamkan modalnya di sektor infrastruktur di Indonesia. Investasi negeri pizza tersebut nantinya dalam bentuk kerja sama pemerintah dan swasta atau public private partnership (PPP).

Proyek-proyek yang diminati Italia antara lain yang berkaitan dengan infrastruktur baik jalanan, listrik, pelabuhan dan pengolahan air.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, ada 15 proyek infrastruktur PPP yang siap ditawarkan dan membutuhkan keterlibatan investor dalam konstruksinya pada 2015. Proyek-proyek ini yang akan ditawarkan kepada 20-30 perusahaan Italia yang akan mengunjungi Indonesia.

"Rencana kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan promosi investasi yang dilakukan oleh BKPM bulan September lalu. Pada saat itu mereka sudah menunjukkan ketertarikan terhadap peluang-peluang investasi yang ditawarkan. Kunjungan ini menunjukkan keseriusan mereka untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut. Dan mereka saat ini telah secara spesifik minta detil informasi mengenai proyek PPP," ujar Franky dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (10/10/2015).

(Zul/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya