Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin beserta perwakilan dari perusahaan-perusahaan asal Rusia menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin guna menjajaki kemungkinan kerja sama industri dan perdagangan antara Indonesia dengan Rusia.
Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Suryono mengatakan, salah satu yang tengah dijajaki oleh Rusia kepada pemerintah Indonesia terkait penjualan pesawat berbadan lebar.
Baca Juga
"Pesawat-pesawat besar, dan itu mereka juga mungkinkan untuk melakukan tiga tahap kerja sama," ujar Suryono di Kantor Kemenperin, Jakarta, Jumat (23/10/2015).
Advertisement
Dia menjelaskan, tiga tahap kerja sama tersebut yaitu pada tahap pertama Rusia hanya menjual pesawat jadi ke Indonesia. Tahap kedua, jika sudah banyak pesawat Rusia yang digunakan di Indonesia, maka Rusia membangun industri perakitannya di Indonesia. Pada tahap ketiga, Rusia mulai membangun pabrik pesawat di Indonesia dengan mengandeng PT DI.
"Pertama, kita impor full. Kedua, kemudian mereka kirim set-nya dan dirakit di Indonesia di PT DI (Dirgantara Indonesia). Ketiga, full manufakturing di PT DI," kata dia.
Suryono menuturkan, pihaknya tertarik akan tawaran dari Rusia karena selama ini tidak ada negara produsen pesawat terbang yang produknya masuk ke Indonesia menawarkan kerja sama dengan skema yang mencakup transfer teknologi, produksi bersama untuk komponen dan struktur hingga pembentukan pemeliharaan, perbaikan serta pusat layanan perbaikan di dalam negeri (offset).
"Disamping itu dalam jumlah tertentu ada populasi yang besar mereka berikan offset. Selama ini beli pesawat tidak pernah offset, paling tidak kemampuan kita mereparasi pesawat itu harus bisa," jelas Suryono.
Suryono menyatakan, meski Indonesia telah memiliki maintenance, repair, and overhoul (MRO) untuk pesawat terbang, namun seiring dengan kebutuhan bisnis penerbangan di dalam negeri yang terus berkembang maka dibutuhkan MRO yang lebih banyak. Hal ini yang salah satunya ditawarkan oleh Rusia.
"Selama ini kita punya GMF dan MRO-MRO. Itu penting. Itu yang mereka tawarkan dan kita sangat tertarik karena yang selama ini tidak ditawarkan oleh negara lain, ini agak luwes," tandas Suryono. (Dny/Ahm)