Menunggu Keputusan The Fed, Rupiah Bergerak Terbatas

Nilai tukar rupiah bergerak mendatar dalam beberapa hari ini, pelaku pasar memilih untuk menunggu momentum besar yaitu keputusan the Fed.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 26 Okt 2015, 12:43 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2015, 12:43 WIB
Jangan dulu senang, Rupiah Masih Harus Tetap Waspada
Kurs rupiah yang sejak Rabu lalu menguat drastis, tak bisa menjadi alasan buatmu untuk tetap tenang.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak mendatar dalam 17 tahun terakhir setelah sebelumnya sempat menguat tajam. Pada pelaku pasar memilih untuk menunggu momentum besar yang dapat menjadi katalis bagi pergerakan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Senin (26/10/2015), rupiah dibuka melemah ke level 13.650 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan penutupan Jumat pekan lalu yang ada di level 13.621 per dolar AS. Nilai tukar rupiah berada pada kisaran 13.648 per dolar AS pada pukul 08.53 WIB.

Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.630 per dolar AS hingga 13.664 per dolar AS.

Sementara, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah juga melemah 152 poin menjadi 13.643 per dolar AS pada Senin ini, dibanding dengan perdagangan jumat pekan lalu yang ada di level 13.491 per dolar AS.

Dalam 17 hari terakhir, rupiah bergarak mendatar (sideways) dengan rentang harga yang cukup lebar yaitu pada kisaran 13.408 per dolar AS hingga 13.724 dolar AS.

Head of Research and Analyst Division PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, rupiah bergerak mendatar karena pada perdagangan beberapa hari sebelumnya, rupiah telah menguat cukup tajam.

Di akhir September 2015, rupiah bergerak di kisaran 14.600 per dolar AS. Namun di awal hingga pertengahan Oktober 2015, rupiah bergerak menguat tajam ke level 13.600 per dolar AS.

Penguatan rupiah pada awal Oktober disebabkan karena dua sentimen. Pertama adanya sentimen dari luar yaitu persepsi pasar yang memperkirakan bahwa bank sentral AS atau the Fed bakal menunda kenaikan suku bunga paling cepat pada awal tahun depan dan tidak akan dilakukan pada Desember 2015 ini. 

Sedangkan sentimen dari dalam negeri adalah adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Paket kebijakan tersebut membuat pelaku pasar memandang bahwa akan ada akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional sehingga terjadi aliran dana masuk.

Namun karena kedua sentimen tersebut sudah mempengaruhi pergerakan rupiah cukup lama dan belum ada sentimen baru yang cukup besar untuk menggerakkan rupiah, maka sejak pertengahan hingga akhir Oktober ini gerak rupiah cenderung mendatar. 

"Jadi memang rupiah kembali bergerak sideway, menunggu momentum baru." kata Ariston.  Ariston juga memperkirakan hari ini rupiah bergerak terbatas pada kisaran 13.400 per dolar AS hingga 13.800 per dolar AS.

Menurut Ariston, pelaku pasar sedang menungggu kebijakan suku bunga AS yang akan diumumkan pada Rabu pekan ini waktu setempat. (Ilh/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya