Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah cenderung menguat pada perdagangan Jumat pekan ini. Penyebab penguatan rupiah adalah diluncurkannya paket kebijakan pemerintah jilid V yang ternyata mendapat respon positif dari para pelaku pasar.
Sentimen eksternal mengenai prospek stimulus dari Bank Sentral Eropa yang mendukung perkembangan aset dari negara emerging market juga ikut mendorong penguatan rupiah.Â
Mengutip Bloomberg, Jumat (23/10/2015), nilai tukar rupiah berada pada kisaran 13.512 per dolar AS pada pukul 11.15 WIB. Rupiah dibuka menguat di level 13.482 per dolar AS dibandingkan penutupan pada Kamis di level 13.640 per dolar AS.
Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.420 per dolar AS hingga 13.532 per dolar AS.
Sementara, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah juga menguat 149 poin menjadi 13.491 per dolar AS pada Jumat, jika dibandingkan perdagangan Kamis di level 13.640 per dolar AS.
Untuk menambah gairah ekonomi, pada hari kamis (22/10/2015), Pemerintah kembali meluncurkan paket kebijakan ekonomi jilid V. Isi dari paket kebijakan tersebut adalah revaluasi aset untuk perusahaan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta individu. Selain itu juga menghilangkan pajak berganda untuk Real Estate Investment Trust (REIT) dan penyederhanaan izin produk untuk perbankan syariah.Â
Di luar paket kebijakan tersebut, penguatan rupiah semakin tinggi dengan adanya sentimen positif dari Bank Sentral Eropa. Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan bahwa kemungkinan akan memperpanjang program pembelian obligasi sampai akhir tahun ini.
Hal tersebut memicu peluang bagi para pelaku pasar untuk kembali memutarkan modalnya pada aset yang berimbal hasil lebih tinggi seperti di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.Â
Masuknya dana asing tersebut jelas terlihat dari menghijaunya indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat ini. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG naik 75,15 poin atau 1,64 persen ke level 4659,72. Indeks saham LQ45 menguat 2,28 persen ke level 807,47.
"Kami pikir dampak positif ini akan terus berjalan dalam beberapa bulan mendatang karena perusahaan mengambil kesempatan untuk merevaluasi," kata Heru Irvansyah, ekonom PT BNI Securities di Jakarta.
"Kami tetap optimistis terhadap rupiah, terutama dengan sentimen di pasar negara berkembang." tambah Heru.
Ekonom PT Bank Mandiri, Aldian Taloputra menambahkan, revaluasi akan menarik lebih banyak investasi, dan membantu pemerintah dalam menutup kekurangan pendapatan. (Ilh/Gdn)
Respon Positif Paket Kebijakan, Rupiah Sentuh 13.420 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah cenderung menguat pada perdagangan Jumat karena merespon positif paket kebijakan ekonomi jilid V.
diperbarui 23 Okt 2015, 12:35 WIBDiterbitkan 23 Okt 2015, 12:35 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Live dan Produksi VOD
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengenal Arti Taliban: Sejarah, Ideologi, dan Dampaknya di Afghanistan
Arti Astrophile: Mengenal Lebih dalam Tentang Pecinta Langit dan Alam Semesta
Menperin Curhat, Penjualan Mobil di Indonesia Turun Terus
Meski Kalah dari Feyenoord di Leg Pertama Play-off Knockout, AC Milan Tetap Optimis Lolos ke 16 Besar Liga Champions
Ciri-Ciri Kolesterol pada Bumil, Jangan Sepelekan dan Kenali Sejak Dini
8 Resep Udang Asam Manis, Menu Lezat untuk Hidangan Spesial
Pertandingan Timnas Indonesia U-20 vs Iran di Piala Asia U-20 2025, Disiarkan di RCTI dan GTV hingga Vision+
Ada Insentif Mobil Hybrid, Menperin Harap Masyarakat Minat Beli
Francine PSI Nilai Kenaikan Tarif Air PAM Jaya 71,3 Persen Rugikan Pebisnis di Jakarta
Cara Merebus Daun Singkong ala Rumah Makan Padang, Dijamin Empuk dan Tetap Hijau
Sebelum Timnas Indonesia Bermain pada Maret Mendatang, Pratama Arhan Lebih Awal Mencoba Sydney Football Stadium
Pertamina Peringkat ke-32 di Daftar 500 Perusahaan Terbaik se-Asia Pasifik versi TIME, Tertinggi dari Indonesia