Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian mendorong industri kecil dan menengah (IKM) dalam negeri untuk meningkatkan mutu produk dan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (ASEAN) di awal 2016. Salah satu cara dilakukan dengan mendorong produk-produk unggulan masing-masing daerah untuk mempunyai nilai jual.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyampaikan hal itu usai pembukaan Konvensi Nasional Gugus Kendali Mutu (GKM-IKM) pada 2015 di Padang, Sumatera Barat seperti ditulis Rabu (11/11/2015).
Baca Juga
"Kita harus perkuat IKM dalam negeri melalui peningkatan mutu baik di produk dan SDM. Dengan masuk pasar bebas ASEAN diharapkan produk IKM mampu bersaing sehingga terus meningkatkan produk dan jasa itu. Kami bersama dinas provinsi, kabupaten dan kota kalau bisa mendorong keunggulan di daerah masing-masing," ujar Saleh.
Advertisement
Ia menambahkan, salah satu cara produk IKM tersebut memiliki nilai jual tinggi dengan mengembangkan kreativitas dalam pemasarannya. Saleh mencontohkan, salah satunya dengan mengemas produk IKM dengan baik sehingga punya nilai jual tinggi. Ia juga mendorong produk-produk unggulan masing-masing daerah untuk terus dikembangkan.
Baca Juga
"Masing-masing daerah punya keunggulan sendiri. Misalkan Sumatra Barat salah satu keunggulannya rendang. Nah ini kita dorong produk ini berkembang agar produknya bervariasi," tambah Saleh.
Saleh juga mendorong agar lembaga riset juga semakin dikembangkan agar IKM tersebut dapat siap bersaing terutama hadapi MEA. Salah satunya lewat Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand). Para IKM tersebut dapat datang ke baristand dan kemudian dapat dibina di lembaga riset itu. Saleh menegaskan, para pelaku IKM pun dapat mengakses hasil riset baristand itu secara gratis.
"Tentu koordinasi dengan instansi terkait terkait produk unggulan karena tak semua produk itu mampu bersaing. Setidaknya ada 1-2 produk punya ciri khas agar mampu bersaing," kata Saleh.
Hal itu seperti dilakukan oleh Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) Padang. Para pakar makanan olahan institusi di bawah Kementerian Perindustrian mengembangkan produk makanan olahan berbahan bengkoang.
Dari tanaman itu dapat dikembangkan menjadi produk berupa es krim bengkoang, donat, waffle hingga bolu kukus. Fasilitas baristand tersebut juga dapat memperpanjang keawetan kue-kue basah dari bengkoang. Pengembangan produk ini juga tak terlepas dari pasokan produk yang melimpah di Sumatera Barat.
Kepala Baristand Padang, Prima Yudha Hayati mengatakan, layanan yang diberikan lembaganya antara lain rekayasa produk, pengujian, kalibrasi, standardisasi dan litbang.
"Kami siap melayani pelaku usaha berbagai skala bisnis termasuk IKM. Silahkan datang karena itu justru menyemangati kami," kata Prima.
Selain bengkoang, Baristand Padang juga mengembangkan buah gambir yang bisa digunakan untuk tinta pemilu, stempel pewarna tekstil, pewarna tekstil, penyamakan kulit, dan antioksidan alami. Dalam kunjungan Menteri Perindustrian Saleh Husin ke Baristand Padang itu juga dipamerkan sejumlah peralatan sederhana untuk membantuk produk IKM salah satunya alat pengoles sambal ada ubi kayu.
Selain mempercepat produksi alat ini juga meningkatkan higienitas produk lantaran selama ini perajin menggunakan kuas untuk mengoleskan sambal. (Ahm/Zul)