Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan menggenjot ekspor semen pada tahun 2017. Pasalnya, dua pabrik semen baru miliknya yaitu Indarung VI di Sumatera Barat dan Rembang Jawa Tengah bakal selesai di kuartal III 2016.
Dengan dua pabrik tersebut, maka SMGR akan mendapat tambahan kapasitas 6 juta ton, sebab masing-masing pabrik berkapasitas 3 juta ton.
Direktur Utama SMGR Suparni mengatakan, pihaknya masih melihat banyak peluang untuk ekspor secara luas. Contohnya, masih ada ruang ekspor untuk pasar Bangladesh.
Advertisement
Baca Juga
"Bangladesh nggak punya pabrik kecuali satu. 85 persen Bangladesh dari impor," kata dia di Jakarta, Rabu (11/11/2015).
Kemudian, selain itu juga ada pasar terbuka untuk negara Australia. Menurutnya, kebijakan yang ketat mengenai lingkungan di negara Kangguru tersebut menciptakan peluang bisnis yang menarik.
"Australia kebijakan lingkungan menurunkan produksi semennya tapi konsumsi nggak turun. Menjadi market ke depan," ujarnya.
Tak sekadar itu, ada pula peluang ke Myanmar karena tingginya permintaan, sementara produksi dalam negeri tak mampu mencukupi. Kebutuhan semen Myanmar sebanyak 6 juta ton, sementara produksi hanya 1 juta ton.
Tahun ini, perseroan hanya mengekspor 391 ribu ton. Sedikitnya jumlah ekspor menimbang melemahnya permintaan semen.
"Ekspor itu sebenarnya hanya di semester I volume 300-400 ribu ton, nggak banyak karena semester I konsumsi domestik turun. Ekspor itu kalau turunnya mendadak nggak bisa ekspor, harus cari buyer, kapal delay 4 bulan. Semester II pasar melemah lagi, ekspor kita hentikan, tidak punya volume banyak ekspor. Kalau pasar semester II, tahun depan hampir tidak ekspor, yang ekspor Tanglong Cement 30 persen. Tonasa tapi tetangga sendiri, setahun 150 ribu ton Timur Leste," tandas dia. (Amd/Zul)