Ekonomi Domestik Perlu Digenjot untuk Hadapi Perlambatan Global

Salah satu tanda dari adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama dari volume perdagangan dunia di bawah pertumbuhan ekonomi.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 16 Nov 2015, 17:52 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2015, 17:52 WIB
20151103-Menkeu Beberkan APBN 2016
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro saat memberikan keterengan pers di Gedung Pajak, Jakarta, Selasa (3/11/2015). Dalam keterangan tersebut Menkeu menjelaskan perincian APBN 2016 yang telah disahkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan negara-negara maju dan emerging countries atau negara berkembang sepakat tren perlambatan pertumbuhan ekonomi global harus segera diatasi.

"Dan salah satu tanda dari adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah adanya suatu anomali di mana tingkat pertumbuhan dari volume perdagangan dunia kali ini ternyata di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi itu sendiri atau tingkat pertumbuhan PDB," ucap Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Antalya Turki, melalui Tim Komunikasi Presiden, Senin (16/11/2015).

Biasanya, kata Bambang, pertumbuhan perdagangan itu di atas tingkat p‎ertumbuhan PDB. Hal ini menunjukkan adanya perlambatan yang cukup akut di ekonomi global yang harus diatasi bersama-sama.

"Dan salah satunya adalah dengan menggerakkan perekonomian domestik, seperti halnya yang dilakukan oleh Tiongkok, Indonesia dan banyak negara lainnya," ucap Bambang.

Perlambatan ekonomi global ini menjadi fokus pembahasan pada  Working Session I pada pertemuan G20 yang bertema "Inclusive Growth : Global Economy, Growth Strategies, Employmet and Investment Strategies."

Di sesi itulah dibahas pula mengenai prediksi IMF yang pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan hanya akan 3,1 persen. "Lebih rendah dibanding tahun lalu sebesar 3,3 persen. Meskipun 2016 ada perkiraan pertumbuhan yang lebih baik‎ sekitar 3,6 persen," ujar Bambang.

Para peserta Working Session ini juga berharap agar  proteksi di dunia perdagangan bisa dihilangkan. (Luqman R/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya