Jokowi: Negara Tetangga Takut Kebanjiran Produk RI‎

Presiden Jokowi meminta agar para pelaku usaha tidak khawatir dengan diberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 24 Nov 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2015, 21:00 WIB
Hadiri KTT ASEAN, Jokowi Bertolak ke Kuala Lumpur
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers sebelum bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (26/4/2015). Kunjungan tersebut dalam rangka menghadiri KTT ASEAN ke-26. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menyerahkan penghargaan produktivitas Paramakarya tahun 2015 kepada 22 perusahaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (24/11/2015).

Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan, persaingan ke depan bukan lagi antar sesama UKM lokal di sebuah kota maupun provinsi, tapi persaingan antar negara.

"Ini era persaingan, era kompetisi. Siapa yang mempunyai kompetitif, dia tidak akan eksis dan bisa bertahan. Yang sekarang bukan persaingan antara invidu dan individu, kota dan kota, provinsi dan provinsi, tapi antar negara. Yang harus diketahui, sebulan lagi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), tidak bisa lagi kita bilang tidak dan tidak mau," ucap Jokowi.

Jokowi pun meminta agar para pelaku usaha tidak khawatir dengan diberlakukannya MEA. Ketakutan justru dirasakan oleh negara tetangga seperti Malaysia yang khawatir kebanjiran produk-produk asal Indonesia.


"Jadi Bapak Ibu tidak usah ada rasa khawatir. Waktu saya di Malaysia. Ada Presiden, Perdana Menteri dan menteri negara lain yang berbisik kalau mereka juga takut kemasukan produk kita. Kalau kita yang takut itu keliru, mereka yang takut kita, kok kita jadi kita yang takut mereka," kata dia.

Ia pun mendorong agar produk-produk UKM di Indonesia untuk dapat menembus pasar luar negeri. Beberapa produk menurutnya sudah cukup dikenal dan mempunyai pasar tersendiri di luar negeri.

"Seperti keripik sudah masuk ke Korea. Sarung masuk ke semua negara. Contoh-contoh seperti itu, produk kita bersaing, ada produktifitasnya. Sukur kripik kita masuk ke Korea. Saya takut keripik lain masuk ke Indonesia, makanya yang  punya daya saing masuklah ke negara lain," ucapnya.

Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan Penghargaan Paramakarya  sebagai bentuk apresiasi  pemerintah kepada perusahaan yang telah berhasil menerapkan konsep kualitas dan produktivitas  dengan baik.

"Perusahaan yang mendapatkan penghargaan Paramakarya terdiri dari 11 perusahaan skala kecil dan 11 perusahaan skala menengah yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia," ucap Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Hanif menyebutkan perusahaan-perusahaan UMKM yang mendapatkan penghargaan produktivitas Paramakarya ini telah melalui tahapan-tahapan penilaian dan seleksi yang ketat dari auditor dan para juri independen.

"Kriteria yang menjadi dasar penilaian antara lain kepemimpinan, perencanaan strategi, fokus pada pelanggan dan perluasan pasar, pengembangan kompetensi SDM dan organisasi, kelengkapan data, informasi dan analisa, manajemen proses dan hasil usaha," ucapnya.

Proses penilain dilakukan oleh tim auditor pusat dan daerah kemudian hasilnya diverifkasi oleh Dewan Juri yang diketuai Haryadi Sukamdani (Apindo), Frans Mardi Hartanto (ITB), Estiarty Haryani (Kemnaker) Siti Junaedah (Kemnaker), Kunjung Masehat (Kemnaker), Hamidi Rahmat (Setneg) Pratito Seoharyo (BKPM), Payaman Simanjuntak (LPN), Moedjiman(LPN), Dyah Anita Prihapsari( IWAPI), Nina Tursina (Apindo) R. Abdullah (SPKEP SPSI) dan Baso Rukman Abd Jihad(DPP KSPSI).

Hanif mengatakan, pemberian penghargaan adalah sebagai upaya untuk lebih memasyarakatkan konsep kualitas dan produktivitas sehingga mereka diharapkan dapat menjadi panutan dalam penerapan konsep kualitas dan produktivitas bagi perusahaan-perusahaan lain.‎

(Luqman/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya