‎BKPM Dukung Investasi Jaringan Transportasi Nasional

Realisasi investasi Januari-September 2015 meningkat 16,7 persen (year-on-year), menjadi Rp 400 triliun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 16 Des 2015, 12:45 WIB
Diterbitkan 16 Des 2015, 12:45 WIB
20151208-Derasnya Proyek Infrastruktur Jalan, Pesanan Baja Meningkat
Pekerja tengah menyelesaikan proyek jalan tol Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/12). Kebutuhan baja pada tahun depan akan meningkat dua kali lipat menjadi 28 juta ton menyusul masifnya pembangunan infrastruktur. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mendukung upaya pemerintah kota untuk membangun jaringan transportasi yang kuat. Ini akan sejalan dengan upaya pemerintah pusat untuk mendorong pembangunan infrastruktur. 

Dari data yang dirilis oleh BKPM, nilai realisasi investasi hingga triwulan III 2015, investasi di bidang infrastruktur mencapai Rp 90,5 triliun, tumbuh 12,4 persen dibandingkan tahun lalu. Dari investasi tersebut, subsektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp 52,59 triliun dengan total 505 proyek.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menyampaikan bahwa tidak hanya realisasi investasi yang meningkat, dari sisi komitmen investasi juga meningkat. Periode Januari-September 2015, BKPM telah menerbitkan izin prinsip penanaman modal senilai hampir Rp 1.300 triliun rupiah atau naik 36 persen.

“Sektor infrastruktur mencatat nilai komitmen tertinggi, Rp 570 triliun atau setara dengan 43,84 persen. Ini menunjukkan sektor infrastruktur, termasuk di dalamnya transportasi masih sangat menarik bagi investor,” ujarnya dalam keterangan resminya kepada pers, Rabu (16/12/2015).


Menurut Franky, salah satu contoh konkretnya adalah pihaknya siap mendukung upaya pemerintah kota Bogor khususnya, sebagai kota satelit penyokong DKI Jakarta untuk membangun jaringan transportasinya. “Secara umum, kami telah menyiapkan karpet hijau untuk investor. Untuk sektor transportasi terutama adalah layanan izin layanan investasi 3 jam,” urainya.

Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa sekitar 600 ribu commuters bergerak setiap hari antara Bogor-Jakarta yang menunjukkan besarnya potensi pemanfaatan investasi di bidang transportasi. “Mereka menggunakan berbagai macam moda antara lain kereta, bis, dan mobil pribadi. Ini merupakan potensi pasar yang sangat besar,” jelasnya.

Franky menambahkan bahwa investasi di bidang transportasi diyakini dapat memicu limpahan (spill over) investasi dari wilayah di sekitar kota dan kabupaten Bogor. “Upaya mengembangkan investasi di bidang transportasi, juga harus mampu menjawab tantangan di bidang transportasi, antara lain kemacetan dan ketersediaan transportasi publik yang memadai,” lanjutnya.

Secara keseluruhan, realisasi investasi Januari-September 2015 meningkat 16,7 persen (year-on-year), menjadi Rp 400 triliun. Nilai ini belum termasuk investasi di sektor keuangan dan hulu Migas. Penyerapan tenaga kerja langsung tumbuh 16,5 persen dibandingkan 2014, yakni mencapai lebih dari 1 juta tenaga kerja.

Dalam kesempatan tersebut, Franky juga menyampaikan apresiasinya terhadap Provinsi Jawa Barat dan Bogor yang telah menyelenggarakan Bogor Economic Summit sejak tahun 2012. “Forum-forum seperti ini diharapkan dapat memiliki hasil yang konkret terhadap terjaringnya minat investasi,” ungkapnya.

BES tahun ini mengambil tema Transportasi dalam kerangka Pengembangan Ekonomi Wilayah. Even kali ini dibuka oleh Deputi Bidang Pelayanan Modal Lestari Indah. Sedangkan Walikota Bogor, Bima Arya dan Bupati Bogor, Nurhayati, akan mengisi sesi dialog pada talk show yang menjadi bagian utama kegiatan BES. (Yas/Gdn)



**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya