Rupiah Masih Bertahan di Level 13.600 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak di kisaran 13.600 per dolar AS pada perdagangan Rabu pekan ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Des 2015, 12:38 WIB
Diterbitkan 23 Des 2015, 12:38 WIB
Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak di kisaran 13.600 per dolar AS pada perdagangan Rabu pekan ini. Rupiah masih berpotensi untuk menguat.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (23/12/2015), rupiah diperdagangkan di angka 13.684 per dolar AS pada pukul 11.30 WIB. Level tersebut melemah jika dibandingkan dengan pembukaan perdagangan yang ada di 13.672 per dolar AS maupun penutupan sehari sebelumnya yang ada di level 13.671 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah diperdagangkan di level 13.622 per dolar AS hingga 13.701 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah melemah 10,49 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot DOllar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah ada di level 13.644 per dolar AS, melemah jika dibandingkan patokan sehari sebelumnya yang ada di level 13.615 per dolar AS.

Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC), Singapura, Wellian Wiranto menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir rupiah memang terus bergerak menguat seiring adanya arus modal yang masuk ke aset-aset keuangan. Masuknya modal asing ke Indonesia ini karena adanya kepercayaan dari mereka bahwa inflasi di dalam negeri cukup terkendali.

Direktur Eksekutif Depertemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan bahwa inflasi pada Desember 2015 ini cukup terkendali."Survei dua minggu Desember kira-kira 0,5 persen. Ini masih terkendali. Tetapi ini masih berlanjut," ujar dia.

Juda melanjutkan jika dilihat sepanjang tahun ini, tingkat inflasi akan berada di bawah 3 persen. Inflasi yang rendah tersebut didukung oleh inflasi volatile food yang rendah, administered prices yang mengalami deflasi dan inflasi inti yang terkendali.

Analis pasar uang Australia & New Zealand Banking, Singapura, Irene Cheung menambahkan, penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir juga didorong dengan adanya paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah di awal pekan ini. "Kebijakan pembangunan kilang akan menarikn pertumbuhan investasi," jelasnya. 

Pemerintah kembali meluncurkan paket kebijakan ekonomi ke VIII. Terdapat 3 paket dalam paket kebijakan terbaru. Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan utamanya paket kebijakan yang dikeluarkan ini adalah untuk menghadapi pasar bebas ASEAN yang bakal digulirkan awal tahun depan. (Gdn/Nrm)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya