Sofyan Djalil: RI Butuh Visi Pembangunan 50-100 Tahun

Pemerintah akan bekerja pada koridor perencanaan jangka panjang meski ganti pemimpin.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 12 Jan 2016, 09:45 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2016, 09:45 WIB
Bahas Harga Gula, Menteri Sofyan Djalil Datangi KPK
Menko Perekonomian Sofyan Djalil berada di dalam mobil usai Rapat Koordinasi dengan pimpinan KPK, di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (19/3/2015). Rapat Koordinasi tersebut untuk membahas perdagangan harga gula di Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarno Putri mengenai pembangunan Indonesia yang maju mundur, ibarat dansa poco-poco diterjemahkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Sofyan Djalil kalau pembangunan ini perlu rencana jangka panjang.

"Maksudnya Bu Mega, Indonesia memerlukan perencanaan jangka panjang dan saya sepakat. Bagaimana perencanaan jangka panjang mengarahkan Indonesia pada visi 50-100 tahun mendatang," tegas Sofyan Djalil di Jakarta, Selasa (12/1/2016).

Dengan demikian, Ia menuturkan, pemerintah akan bekerja pada koridor perencanaan tersebut meskipun berganti-ganti presiden maupun menteri. Indonesia, kata Sofyan, selama ini punya Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025.

"Tapi idenya PDIP menghidupkan kembali Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Itu dalam perencanaan ekonomi atau pembangunan jangka panjang," terang dia.

Sofyan mengaku, Presiden pasti mempunyai mimpi pembangunan ekonomi hingga 50 tahun, 70 tahun, bahkan 100 tahun mendatang. Mimpi tersebut harus dituangkan dalam bentuk aturan hukum.

"Bentuk hukumnya kita lihat nanti apakah GBHN atau UU RPJP yang baru. Nanti kita lihat itu keputusan politik dari pemerintah dan DPR," ucap Sofyan.

Sebelumnya, pernyataan bahwa pembangunan Indonesia bak dansa poco-poco disampaikan Megawati dalam Rakernas PDIP, bahwa terjadi perubahan visi-misi mengikuti pergantian pemimpin. Hal itu membuat negara seakan terlihat maju mundur.

"Lama-lama Indonesia demen (suka) dansa. Kapan pemimpinnya maju dan mundur. Seperti poco-poco. Itukah yang Indonesia inginkan sekarang ini?" kata Megawati.

"Rancangan pembangunan pun tidak boleh berhenti karena ganti pemimpin," pungkas Megawati. (Fik/Ahm)*

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya