China Minat Bangun Pembangkit Listrik dari Sampah

China memiliki pembangkit listrik tenaga sampah yang dioperasikan oleh investor di Jiangsu.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Jan 2016, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2016, 11:00 WIB
20160106-Daur-Ulang-Sampah-Plastik-Jawa-Tengah-Gholib
Sejumlah pekerja memilah sampah plastik sebelum proses daur ulang di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Jawa Tengah (6/1/2016). Warga memanfaatkan sampah plastik yang ada di TPA Tanjungrejo untuk menjadi nilai ekonomi desa. (Liputan6.com/Gholib)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat dua perusahaan asal China yang bergerak di sektor pembangkit listrik tenaga sampah dan industri galangan kapal telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, perusahaan yang menyatakan minat salah satunya adalah di bidang energi terbarukan yang mengubah pengolahan sampah menjadi energi listrik.

"Mereka menyampaikan, untuk tahap awal mereka akan membuat proyek percontohan. Nantinya diharapkan bisa membuat 3 proyek ke depan dengan masing-masing nilai investasi per proyek US$ 50 juta untuk mengolah 600 ton sampah per hari," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/1/2016).

Franky menuturkan, China memiliki sejumlah pembangkit listrik tenaga sampah. Salah satu lokasi pembangkit listrik tenaga sampah yang dioperasikan oleh investor di Kota Nantong, Provinsi Jiangsu.

"Investor menawarkan 2 model bisnis, yakni sebagai EPC dan bermitra dengan partner lokal, dengan syarat perusahaan lokal tersebut memiliki daya saing di Indonesia, kapasitas untuk mengerjakan proyek pembangkit tenaga listrik dan memiliki hubungan baik dengan pemerintah. Alternatifnya adalah skema joint venture, perusahaan akan berkontribusi memasok peralatan, bantuan teknologi dan riset dan pengembangan," kata dia.

Franky menuturkan, investor China yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga sampah ini bisa segera menjajaki kerja sama dengan mitra lokalnya di Indonesia. Selain itu, saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengeluarkan Permen ESDM No 44 Tahun 2015 tentang Penetapan Feed-in Tariff untuk pembangkit listrik tenaga sampah di Indonesia.

"Marketing Officer BKPM akan membantu mencarikan lokasi yang tepat untuk dilakukan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah, dengan acuan bahwa pemerintah daerah yang dipilih bersikap kooperatif mendukung rencana pembangunan pusat pengolahan sampah menjadi energi listrik di kotanya," jelas dia.

Investasi Industri Galangan Kapal

Selain pada energi terbarukan, minat investasi perusahaan asal Negeri Tirai Bambu yang juga berhasil diidentifikasi oleh BKPM adalah industri galangan kapal.

Kesempatan bagi perusahaan asal China tersebut untuk berinvestasi di Indonesia terbuka lebar. Salah satu perusahaan lokal di dalam negeri saat ini sedang mencari mitra untuk mengembangkan Kapal Pembawa LNG dengan kapasitas 4.500 meter kubik.

"BKPM mengundang investor untuk datang ke Indonesia guna meninjau industri perkapalan di Indonesia, dan siap membantu dalam mencarikan mitra untuk mengembangkan bisnis galangan kapal dan pelabuhan," ungkap Franky.

China termasuk termasuk negara teratas yang mencatatkan nilai rencana investasi di Indonesia. BKPM mencatat sepanjang 2015, pengajuan izin prinsip dari China yang masuk ke BKPM mencapai Rp 277 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar di atas Singapura sebesar Rp 203 triliun dan Jepang sebesar Rp 100 triliun.

China merupakan salah satu negara prioritas BKPM pada 2015 bersama Singapura, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Australia, Taiwan, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.

Selain 10 negara prioritas tersebut, pada 2016 BKPM menambahkan 9 negara sebagai prioritas pemasaran investasi, di antaranya Hong Kong, India, Thailand, Vietnam, Jerman, Belanda, Italia, Kanada, dan Rusia. (Dny/Ahm)*

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya