Liputan6.com, Jakarta - Wakli Presiden RI Jusuf Kalla‎ mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak menjadikan perumahan sebagai instrumen investasi untuk mencari keuntungan.
Hal ini dikatakan JK saat membuka Indonesia Properti Expo 2016 yang diselenggarakan PT Bank Tabungan Nasional (Persero) Tbk di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (13/2/2016).
‎"Perumahan itu bukan tempat spekulasi, bukan tempat mengambil keuntungan. Karena itu sejak awal kita harus hati-hati‎," kata JK.
Menurut JK, dengan menjadikan perumahan sebagai alat untuk mencari keuntungan hal ini mampu mempengaruhi ekonomi sebuah negara. Harga rumah akan semakin tidak terjangkau, sehingga banyak masyarakat yang sulit untuk membeli hunian.
Â
Baca Juga
Hal ini pernah terjadi di Amerika Serikat (AS) pada 2008. Saat itu, diceritakan JK, ekonomi AS ambruk berawal dari banyaknya orang menjadikan rumah sebagai instrumen investasi. "Apa mau kita seperti itu? Janganlah," tegasnya.
Untuk itu, pemerintah telah memprogramkan pembangunan satu juta rumah. Hal ini terus dipenuhi setiap tahunnya, diharapkan dapat mengurangi backlog (kekurangan rumah) saat ini sekitar 13,5 juta unit.
Tak hanya membangun banyak perumahan, pemerintah, dikatakan JK juga terus memberikan keringanan uang muka dan subsidi bunga untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Tahun ini, rumah subsidi bisa didapatkan hanya dengan bunga 5 persen secara flat. (Yas/Ndw)
Advertisement