Harga Kebutuhan Pangan Masih Tinggi

Bank Indonesia mengingatkan ancaman laju inflasi masih mengintai Indonesia 2016.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 14 Feb 2016, 15:45 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2016, 15:45 WIB
20160209-Harga Cabe dan bawang picu inflasi di januari-Jakarta
Pedagang tengah memilih cabai dagangannya di Pasar Senen, Jakarta (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan harga sejumlah kebutuhan pangan masih tetap tinggi di pasar tradisional. Namun jika dibandingkan dengan bulan lalu, ahrga kebutuhan pokok tidak mengalami kenaikan.

Sekretaris Jenderal APPSI Ngadiran mengatakan, tingginya harga komoditas pangan terutama pada cabai, bawang, ayam, telur ayam dan daging sapi. Dia menyebutkan harga cabai yang masih bertahan di atas Rp 30 ribu per kg.

Menurutnya, harga cabai yang ideal sekitar Rp 14 ribu-Rp 15 ribu per kg. "Keriting dan rawit harganya tidak jauh, beda Rp 2 ribu-Rp 3 ribu," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (14/2/2016).

Ngadiran melanjutkan, harga bawang merah sekarang sekitar Rp 25 ribu per kg. Padahal harga normal untuk bawang sekitar Rp 15 ribu per kg.

"Namanya situasi musim hujan tak menentu daerah tertentu panen tidak sesuai. Tapi tidak bisa alasan. Kalau manajemen baik saya pikir tidak buat alasan. Alasan yang namanya iklim memang begini kan sudah diprediksi," katanya.

Sementara, harga telur ayam mencapai Rp 22 ribu per kg dan daging ayam sekarang ini menyentuh Rp 35 ribu per ekor.

"Harga ayam itu standarnya Rp 22 ribu per ekor, pedagang untung masyarakat terjangkau. Sekarang Rp 34 ribu-Rp 35 ribu per kg," kata dia.

Harga daging sapi kini di atas Rp 110 ribu per kg. Menurutnya, harga jual ideal untuk daging sapi sebesar Rp 85 ribu-Rp 90 ribu per kg. "Pemerintah menerapkan PPN 10 persen setelah diributin dibatalin, keputusan yang dibuat tak menyadari berbuntut panjang," tuturnya.

Bank Indonesia mengingatkan ancaman laju inflasi masih mengintai Indonesia 2016. Risiko inflasi terbesar berasal dari harga pangan yang disebabkan oleh telambatnya masa tanam dan panen dari El Nino tahun lalu. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya