PLN Raup Rp 17,6 Triliun dari Penjualan Listrik

Kenaikan penjualan listrik pada Januari 2016 didukung dari belum terjadinya banjir dan konsumsi golongan industri.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Feb 2016, 15:49 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2016, 15:49 WIB
20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) mencatatkan pendapatan dari penjualan listrik sebesar Rp ‎17,6 triliun pada Januari 2016. Pendapatan itu meningkat dari periode tahun lalu sebesar Rp 16,8 triliun.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan, peningkatan pendapatan tersebut disebabkan oleh peningkatan penjualan listrik Januari 2016 sebesar 17,57 Terra Watt Hour (TWh). Angka itu lebih ting‎gi 7,54 persen dari  Januari 2015 sebesar 16,34 TWh.
‎

"Sehingga pendapatan Januari 2016 sekitar Rp 17,6 triliun dari  pendapatan Januari 2015 Rp 16,8 triliun, " kata Benny, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (18/2/2016).

Benny menuturkan PLN sempat terkejut dengan peningkatan penjualan listrik Januari 2016 tersebut. Hal itu karena periode sama pada beberapa tahun sebelumnya, penjualan listrik selalu menurun.

"Ada yang tanya beneran nggak datanya. Biasanya Januari selalu turun. Alhamdulilah ini berbeda dan yang jelas dari data ini dengan penjualan Januari 2016 17,57 TWh dibandingkan Januari 2015 16,34 TWh pertumbuhan 7,54 persen. Angka ini sesuatu dari sisi data di luar kebiasaan," ujar Benny.

PLN pun mengevaluasi kenaikan penjualan listrik tersebut. Benny menyebutkan kenaikan disebabkan oleh belum terjadinya banjir pada Januari 2016, sehingga pasokan listrik masih berlangsung normal.

"Kami evaluasi pertama dia naik tinggi di mana pada Januari tahun lalu banjir masih ganggu konsumsi listrik," tutur dia.

Benny melanjutkan, penyebab lain adalah kenaikan konsumsi golongan industri hingga 2,28 persen.

Khusus pertumbuhan penjualan golongan industri besar mencapai 6,21 persen atau 1.187.264.579 kWh, dibanding Januari 2015 hanya mencapai minus 0,28 persen. Jenis industri skala besar ini di antaranya adalah industri tekstil, ban, semen, baja, elektronik, serat sintetis, dan kimia.

"Industri skala menengah dia naik juga, dibanding biasanya Desember Januari dia turun saat ini dia naik. Ini juga anomali tapi ini bagian dari pergerakan industri dalam konsumsi listrik," tutur Benny. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya