Investor Tiongkok Minat Bangun Pabrik Pengolahan Sagu di Papua

Industri pengolahan sagu tersebut akan didirikan di Papua dan diperkirakan akan menyerap 1.500 tenaga kerja.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Mar 2016, 12:25 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2016, 12:25 WIB
Logo BKPM
Logo BKPM

Liputan6.com, Jakarta - Investor Tiongkok berminta untuk berinvestasi di Industri Pengolahan Sagu dengan rencana investasi tahap pertama senilai RMB 400 juta (setara dengan Rp 850 miliar). Industri pengolahan sagu tersebut akan didirikan di Papua dan diperkirakan akan menyerap 1.500 tenaga kerja.

"Minat investasi yang disampaikan oleh investor Tiongkok tersebut positif tidak hanya dalam meningkatkan investasi ke Indonesia, namun juga berperan penting dalam pengembangan Papua," ujarnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani dalam keterangannya, Kamis (17/3/2016).

Menurut Franky, nilai investasi yang mencakup Industri pengolahan sagu (Sago Armylum) yang akan dibangun dengan kapasitas 60.000 ton per tahun, kemudian pabrik pengolahan kayu seluas 100.000 meter kubik dan pembangkit listrik tenaga biomassa kapasitas 6 MW.

 

"Pembangkit listrik akan menggunakan 45 ton boiler. Ini akan digunakan untuk kepentingan sendiri," paparnya.

Lebih lanjut Franky menyampaikan bahwa Sebesar 80 persen dari kapasitas produksi akan ditujukan untuk ekspor. "Dengan berorientasi ekspor ini akan menambah nilai strategis proyek ini untuk Indonesia," lanjutnya.

Franky menambahkan bahwa Deputi in charge, Direktur in charge dan Tim Marketing Officer Tiongkok akan mengawal minat investasi yang telah disampaikan. "Ini merupakan salah satu tindak lanjut dari pemasaran yang dilakukan oleh BKPM di Tiongkok," ungkapnya.

Sementara Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Tamba Hutapea yang merupakan Deputy in Charge untuk Tiongkok menyampaikan bahwa kemarin (16/3) delegasi telah tiba di Jayapura dan bertemu dengan pihak Badan Penanaman Modal PTSP Jayapura, dan kemudian akan menuju Sarmi untuk meninjau secara langsung potensi sagu dan perikanan.

Tamba menilai minat investasi yang disampaikan akan difasilitasi, sehingga dapat menjadi komitmen investasi dan diharapkan segera direalisasikan. "Tahun ini kami akan fokus mengunjungi 10 provinsi di Tiongkok. Ini dilakukan untuk menjaring minat investor Tiongkok ke Indonesia," pungkasnya.

Dari data yang dirilis oleh BKPM nilai komitmen investasi dari Tiongkok Januari-Februari 2016 sudah mencapai angka US$ 3,2 miliar. Tiongkok berada di peringkat ketiga daftar negara teratas asal komitmen investasi yang masuk ke Indonesia di bawah Amerika Serikat dan Singapura.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya