Seperti RI, Perusahaan Milik Bill Gates Juga Bangun PLTN Torium

Salah satu perusahaan yang juga sedang membangun PLTN non-uranium adalah perusahaan milik Bill Gate.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Apr 2016, 18:28 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2016, 18:28 WIB
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (Foto: Reuters)
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). (Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Martingale Inc tertarik untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) torium di Indonesia. Pembangkit ini akan menjadi PLTN torium pertama yang dibangun di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.

Chief Representative Martingale Bob Soelaiman Effendi mengatakan, teknologi yang diterapkan dalam PLTN ini memang tergolong baru. Bahkan saat ini hanya beberapa negara saja yang tengah pengembangan pembangkit listrik semacam ini.

"Ini pertama kali di Indonesia, bahkan di dunia. Saat ini ada 22 negara yang mengembangkan," ujar dia di Jakarta, Jumat (8/3/2016).

Dia mengungkapkan, salah satu perusahaan yang juga membangun PLTN non-uranium ini yaitu milik Bill Gate. Perusahaan milik bos Microsoft tersebut sedang menggarap pembangunnya di Tiongkok.

"Termasuk Bill Gate juga mengembangkan teknologi yang sama untuk MSR dan pembangkit listrik. Cuma dia mengembangkannya di China. Di sana juga lagi dalam tahap pengembangan. Rata-rata targetnya berdiri di 2025-2030." lanjut dia.

Sebelumnya, Bob menyatakan Martingale telah memiliki rencana membangun pembangkit listrik torium dengan kapasitas 500 megawatt (MW) di Indonesia. Targetnya proses pembangunan akan dimulai pada 2018 mendatang.

"Kita akan bangun prototipe 500 MW. Target bangun 2018, 2019 sudah diujicoba. Mulai beroperasi secara komersial pada 2021," lanjut dia.

Bob mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah melakukan kajian studi kelayakan untuk pembangunan pembangkit listrik ini. Nantinya hasil kajian tersebut akan dilaporkan kepada Badan Pengawas Tanaga Nuklir (Bapeten) untuk mendapatkan izin pembangunan reaktor.

"Sekarang sedang tahap kajian, sedang pra-feasibility study. Kita sudah tanda tangan dengan MoU dengan PLN, Pertamina, Inuki. Sudah hampir selesai. Agustus persiapan pra licensing ke Bapeten untuk aplikasi izin awal, untuk pembangunan reaktor," jelas dia.

Investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan pembangkit ini mencapai US$ 780 juta. Dana tersebut seluruhnya berasal dari Martingale. "Investasi US$ 780 juta. Saat ini 100 persen masih swasta, dari Martigale," katanya.

Jika berjalan mulus, PLTN ini akan dibangun di luar Pulau Jawa. Martingale tengah membidik wilayah Sumatera untuk menjadi pembangunan pembangkit listrik nuklir hijau ini. "Kita lagi cari lokasi, masih tentatif tapi di daerah Sumatera lah," ungkap dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya