Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik 1 persen pada perdagangan Kamis, dengan minyak mentah AS mencapai level tertinggi dalam enam bulan. Kenaikan dipicu karena para investor menimbang perkiraan untuk pasokan global yang lebih ketat terhadap tanda-tanda pembangunan penyimpanan lain di hub untuk minyak mentah berjangka AS.
Kekhawatiran dari pemadaman utama dalam minyak mentah Nigeria juga mendorong pasar, kata beberapa pedagang.
Baca Juga
"Ini adalah campuran, jangka pendek atau panjang keduanya mencoba untuk mempertahankan posisinya berdasarkan data,"ujar Phil Flynn, analis di the Price Futures Group in Chicago, dilansir dari reuters, Jumat (13/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Minyak mentah berjangka, acuan dunia, Brent ditutup naik 48 sen ke level US$ 48,08 per barel.
Sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate naik 47 persen ke level US$ 46,7, menyentuh level tertingginya dalam 6 bulan.
Dengan itu, Brent berada di jalur untuk kenaikan mingguan 6 persen dan WTI 4 persen, melanjutkan kenaikan telah menambahkan sekitar US$ 20 per barel dari posisi terendah pada bulan Januari dan Februari.
Harga minyak ini diperkirakan akan terus naik, bahkan WTI diramal bakal naik hingga US$ 51 per barel, kata Jim Ritterbusch dari Chicago berbasis pasar minyak konsultan Ritterbusch & Associates.
"Tapi dari perspektif jangka panjang, kita masih melihat pasar ini menyiapkan untuk jatuh bulan depan," tuturnya.