Cerita Menkeu Bambang Saat Terima Pelajaran Soal Koperasi

Menkeu Bambang Brodjonegoro menuturkan kalau koperasi dapat setara dengan badan usaha lain seperti PT.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Jun 2016, 13:11 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2016, 13:11 WIB
20160523-Menkeu-Wapres-Ay
Wapres RI Jusuf Kalla bersama Menkeu Bambang Brodjonegoro usai peresmian Pembukaan International Conference on Tax, Investment and Business (ICTIB) 2016 And 13th Asia Pacific Tax Forum (APTF) di Jakarta, Senin (23/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro bercerita pengalaman pribadinya ketika duduk di bangku SMA dan kuliah. Bambang mengakui, pelajaran yang diterimanya waktu itu belum mendukung adanya pengembangan koperasi sebagai penunjang ekonomi nasional.

Bukan tanpa alasan, ‎Bambang mengatakan ketika kuliah sendiri pelajaran yang diterima hanya sebatas sejarah serta pemilahan dengan badan usaha lain. Alhasil, pada realitasnya peran koperasi bagi perekonomian kurang signifikan.

"Saya sendiri karena waktu itu di SMA jurusan IPA harus ambil mata kuliah ekonomi dan sebagian koperasi, dan waktu S1 Fakultas Ekonomi ambil mata kuliah koperasi. Tapi yang saya dapat, dari pegalaman SMA dan universitas yang diajarkan adalah sejarah koperasi, koperasi di pertama di mana," ‎kata dia dalam acara penandatangan kerja sama pembiayaan antara PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan PT Kopelindo Infrastruktur Indonesia, di Hotel Santika Premiere Jakarta, Jumat (3/6/2016).


‎Padahal, lanjut Bambang, koperasi seharusnya bisa berperan pada perekonomian nasional. Menurut dia, koperasi seharusnya bisa setara dengan badan usaha lain seperti PT yang berguna untuk menggerakkan perekonomian.

Dia menjelaskan, bahkan di negara lain koperasi bisa berkembang dengan baik dan lahir menjadi satu korporasi yang besar.

"‎Koperasi mulai berkembang di Indonesia ‎karena Belanda menjajah cukup lama berhasil mengembangkan koperasi. Kalau tidak salah Rabobank bank yang muncul dari koperasi," ujar dia.

Oleh kar‎enanya, dia menganggap pentingnya modifikasi untuk mata pelajaran di bangku sekolah dan kuliah. Dia meminta, kementerian terkait untuk menyiapkan kurikulum yang tepat bagi pelajar.

‎"Menurut saya Kementerian Koperasi UKM bisa kerjasama Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenrisetdikti) yang memegang kurikulum fakultas ekonomi agar mata kuliah koperasi  dimodifikasi dan mahasiswa dekat dengan kenyataan. M‎ungkin sejarah cukup 1 pertemuan sisanya belajar mengembangkan koperasi yang baik," ujar dia. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya