Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan mempercepat pengembangan blok East Natuna. Hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo/Jokowi untuk menjaga ketahanan nasional melalui pengembangan sektor minyak dan gas (migas).
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, Blok East Natuna memiliki kandungan karbon dioksida 72 persen sedangkan sisanya mengandung gas. Namun, Pertamina akan mempercepat pengembangannya.
"Dengan menindaklanjuti kunjungan Presiden kesana, kita akan percepat. Problemnya karena 72 persen Co2, jadi hanya sisanya yang gas," kata Dwi, di Jakarta, Kamis (30/6/2016).
Baca Juga
Dwi melanjutkan, Pertamina menjadi pemimpin untuk menggarap blok East Natuna sedangkan rekannya Exxon Mobile. Seharusnya PT Total E&P Indonesia juga ikut menggarap tetapi mengundurkan diri. Pertamina pun akan mempercepat pembentukan Production Sharing Contract/ PSC East Natuna.
"Saya harapkan 2016 sudah bisa ajukan untuk PSC bagaimana ekonomisnya. Kalau Pemerintah mendukung kita akan jalan. Tanda tangannya kami harapkan 2017," tutur Dwi.
Dwi menuturkan, perlu menyingkirkan kandungan karbondioksida untuk mengembangkan lapangan tersebut. Akan tetapi proses tersebut membutuhkan biaya tinggi. Namun menurut Dwi, itu yang terpenting dalam mengembangkan Blok East Natuna.
"Jadi perlu diinjeksi lagi dan perlu cost yang tinggi. Tentu saja pembagian hasilnya harus dibicarakan. Yang penting sekarang ada yang eksplorasi di sana, dan yang penting ada yang jaga di perbatasan kita," ujar Dwi. (Pew/Ahm)
Advertisement
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Ingin tahu kekurangan dan kelebihan beli rumah bekas? Simak video berikut ini: