Harga Masih Tinggi, Pemerintah Impor Jeroan dan Daging Beku

Harga sejumlah komoditas pangan tercatat masih tinggi di pasar tradisional, termasuk daging sapi paska Lebaran

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 26 Jul 2016, 16:31 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 16:31 WIB
20160719-Daging Sapi-AY
Pedagang melayani pembeli daging Sapi di Pasar Induk Senen, Jakarta, Selasa (19/7).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga sejumlah komoditas pangan tercatat masih tinggi di pasar tradisional, termasuk daging sapi paska Lebaran. Solusinya, pemerintah mengguyur pasar dengan impor potongan daging secondary cut serta jeroan yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun perusahaan swasta.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintah akan menyusun kebijakan pangan yang lebih komprehensif terkait ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan, seperti beras, daging sapi, gula, dan jagung.

Hal ini dibahas dalam rapat koordinasi stabilisasi harga pangan dengan mengundang Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong, dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti.

"Kita perlu me-review lagi situasi (harga) pangan. Sekarang masih agak tinggi, seperti bawang, daging, dan gula, sedangkan harga beras stabil. Presiden menargetkan dalam 3 bulan ke depan, kebijakan pangan dapat dijalankan," ujar dia di kantornya, Jakarta, Selasa (26/7/2016).

Dalam kesempatan yang sama, Mentan Amran mengaku, telah menerbitkan Permentan Nomor 34 Tahun 2016 sebagai pengganti Permentan Nomor 58 Tahun 2015 tentang pemasukan karkas, daging, dan olahannya.

"Sekarang aturan baru membolehkan impor potongan daging secondary cut dan jeroan kepada BUMN dan swasta, serta menghilangkan periodesasi impor," tegasnya.

Impor daging beku jenis secondary cut dan jeroan ini, dikatakannya, untuk memenuhi kebutuhan pasokan daging sapi dalam negeri. Sebab harga daging bakalan dari tempat penggemukan sapi atau feedloter masih cukup tinggi di pasaran.

"Harapannya, bahan pangan untuk rakyat jadi lebih murah," ucap Amran.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS), pasokan daging sapi di akhir tahun akan mengalami surplus 35 ribu ton. Permintaan daging sapi dari Agustus-Desember ini diperkirakan mencapai 269 ribu ton, sementara total pasokan sebanyak 304 ribu ton.

Perhitungan ini sudah melihat kebutuhan sapi kurban untuk Hari Raya Idul Adha pada 12 September mendatang yang diprediksi sebesar 300 ribu ekor sapi, didasarkan pada estimasi kebutuhan tahun lalu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya