Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana mengimpor jeroan dan daging kerbau terhitung Juli lalu. Namun pedagang di Pasar Palmerah, Jakarta Barat mengaku hingga kini belum menjual jeroan maupun daging kerbau impor asal India tersebut.
Seperti diungkapkan para pedagang daging sapi di Pasar Palmerah, Agus (23) asal Pandeglang, Jawa Barat. Dia mengaku daging maupun jeroan kerbau impor asal India belum ada di pasar tersebut. Pedagang hingga kini masih menjual daging dan jeroan sapi.
"Belum masuk daging kerbau di sini (Pasar Palmerah), apalagi jeroannya. Pedagang di sini hanya menjual daging sapi," ucap Agus saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin pagi (1/8/2016).
Dia mengatakan, pedagang tidak tertarik menjual jeroan dan daging kerbau ‎lantaran kurang peminatnya. Daging kerbau memiliki tekstur daging yang keras dibanding daging sapi sehingga jarang dicari konsumen.
Advertisement
Baca Juga
"Daging kerbau mah alot. Tidak ada yang mau jual, karena konsumen nyarinya daging sapi biarpun harganya mahal. Kalau soal perut, yang penting berkualitas walaupun harga mahal," terang dia.
Agus bilang, pernah menjajakan daging kerbau kepada konsumen. Dia memotong satu ekor kerbau sebagai alternatif daging sapi, tapi ternyata justru tidak laku di pasaran. "Saya pernah nyoba jualan daging kerbau, lalu tidak ada yang belanja. Daging sedikit, tulangnya banyak. Tidak pada mau beli," dia menjelaskan.
Saat ini, Agus mengatakan, harga jual daging sapi lokal masih berkisar Rp 120 ribu per kilogram (kg). Sementara harga daging sapi impor asal Australia dibanderol Rp 110 ribu-Rp 112 ribu per kg.
"Harga masih tinggi karena dari feedloter-nya masih mahal‎, karkasnya Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per kg. Belum tambah biaya lain-lain, seperti ongkos transportasi, tenaga kerja," papar Agus.
Senada, Pedagang daging sapi lainnya H Basir (55) asal Pandeglang pun mengakui bahwa daging kerbau belum masuk ke Pasar Palmerah. "Belum ada kok daging dan jeroan kerbau. Adanya jeroan sapi impor," kata dia.
Basir mengaku tertarik untuk menjual daging kerbau asal India bila masuk ke pasar. Syaratnya harga daging impor itu harus lebih murah dibanding daging sapi, jualnya di bawah Rp 100 ribu, yakni Rp 80 ribu-Rp 90 ribu per kg.
"Kalau mahal ya orang tetap larinya ke daging sapi. Tapi kalau bisa di bawah Rp 100 ribu, konsumen bisa saja beralih," tutur dia.
Dikatakan Basir, saat ini penjualan daging sapi tengah mengalami penurunan paska Lebaran. Dalam sehari, dia hanya bisa menjual 20-30 kg daging sapi lokal ‎dengan omzet Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. "Tapi kemarin Lebaran pas lagi ramai bisa jual 3 kuintalan daging sapi dengan omzet Rp 30 juta," tukas dia.