Malaysia Tertarik Lanjutkan Investasi Jalan Tol di Indonesia

Khazanah menanyakan lokasi yang berpotensi bagi Malaysia untuk menjalankan investasi tambahan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 03 Agu 2016, 09:52 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2016, 09:52 WIB
20150714-Mudik Lebaran-Tol Cipali3
Petugas Kepolisian saat mengatur kendaraan yang masuk ke gerbang Tol Palimanan, Jawa Barat, Selasa (14/7/2015). Hingga H-3 jelang lebaran 2015 pemudik sudah mulai memadati tol Cipali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi Khazanah Berhad dari Malaysia. Perusahaan investasi pemerintah Malaysia itu menyatakan niatnya untuk berinvestasi di sektor transportasi khususnya pada jalan tol.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Khazanah sebelumnya sudah berinvestasi, yakni di tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Kerja sama itu berjalan dengan baik. Karena itu, Malaysia ingin melanjutkan kerja sama pembangunan jalan tol di Jawa dan Sumatera.

"Presiden menyampaikan, jalan tol silahkan saja. Di Pulau Jawa ada di beberapa tempat di Sumatera lebih banyak lagi. Lintas Sumatera itu sudah mulai di pasarkan untuk investor," kata Darmin seperti ditulis Rabu (2/8/2016).

Sebelumnya, Khazanah memang menanyakan lokasi mana saja yang berpotensi bagi Malaysia untuk menjalankan investasi tambahan. Beberapa masukan dan kendala di lapangan juga disampaikan. "Silakan saja mereka pelajari dan kemudian ikut serta untuk menyampaikan proposal dan ikut tender kalau mereka berminat," imbuh dia.

Tak hanya itu, Khazanah juga berminat untuk melebarkan sayap ke bidang investasi lainnya. Semisal telekomunikasi dan listrik. "Mereka memang ingin melakukan investasi lebih banyak lagi di Indonesia dan menyebut minat-minat mereka untuk dan juga di listrik dan telekomunikasi," pungkas Darmin.

Pada Selasa kemarin, Indonesia dengan Malaysia telah menjalin kerja sama di sektor pasar modal. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia Berhad menjalin kerja sama pembentukan pusat pasar modal syariah dunia. Dengan perjanjian tersebut, Indonesia dan Malaysia akan menjadi referensi investor dunia mencari produk-produk syariah.

Kerja sama ini ditunjukkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama BEI Tito Sulistio dengan Direktur Utama Bursa Malaysia Berhad, Dato' Tajuddin Bin Atan di acara World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 di JCC, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Tito mengungkapkan kerja sama ini didasari potensi kedua negara untuk mendorong ekonomi syariah di dunia. Indonesia, merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Sementara Malaysia adalah penguasa pasar produk syariah raksasa di dunia. Untuk diketahui, kapitalisasi pasar bursa Malaysia saat ini US$ 420 miliar, Indonesia US$ 440 miliar.

"Kita sepakat duduk bersama, bukan hanya membangun pusat studi tapi akan jadi referensi untuk produk sekuritas syariah di dunia. Jadi kerjasamanya pengembangan produk pasar modal syariah," ujar Tito.

Menurutnya, Indonesia dan Malaysia tengah membicarakan bentuk dari pengembangan produk, mulai dari pembangunan pusat studi dan target ambisius mendirikan bursa khusus syariah dunia. Sebab Tito bilang, pertumbuhan industri syariah dua kali lebih besar dibanding pertumbuhan produk konvensional. (Ahmad Romadoni/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya