Proyek Kilang Tangguh Train 3 Resmi Raih Kucuran Dana

Lembaga keuangan nasional ikut dalam proyek hulu migas terutama LNG Tangguh Train 3 dapat perluas pengalaman untuk pembiayaan skala global.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Agu 2016, 16:26 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2016, 16:26 WIB
Ilustrasi kilang
Ilustrasi kilang

Liputan6.com, Jakarta - Proses ‎pembiayaan  proyek fasilitas pengolahan (Kilang) gas alam cair (Liquid Natural Gas/LNG) Tangguh Train 3 telah selesai. Hal itu ditandai dengan penandatanganan keputusan final investasi (Final Investment Decision/FID).

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi mengatakan, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) Tangguh dan SKK Migas telah menandatangani dokumen persetujuan pembiayaan proyek LNG Tangguh Train 3 dengan sejumlah bank internasional, bank dan lembaga keuangan internasional.

"Untuk pertama kalinya pembiayaan proyek LNG melibatkan institusi-institusi keuangan domestik di Indonesia," kata Amien, saat menghadiri penandatanganan FID di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
‎
Fasilitas pinjaman komersial yang ditandatangani ini merupakan bagian dari paket pinjaman senilai total US$ 3,745 miliar atau sekitar Rp 50,557 triliun. Selain dari dalam negeri, paket pinjaman berasal dari lembaga-lembaga keuangan Tiongkok, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Singapura, dan lembaga multilateral lainnya.

"Perjanjian tersebut merupakan kelanjutan dari pengumuman keputusan final investasi (FID) yang dilakukan oleh Kontraktor KKS Tangguh pada 1 Juli 2016 lalu," ujar Amien.

Amien menuturkan, keikutsertaan pemberi pinjaman nasional dalam proyek hulu migas ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam meningkatkan partisipasi lokal dalam proyek-proyek strategis, sekaligus memperluas pengalaman lembaga keuangan nasional dalam pembiayaan proyek berskala internasional.

Tidak hanya itu, pembiayaan proyek pengembangan Tangguh ini merupakan pengukuhan atas kepercayaan pasar keuangan internasional terhadap proyek LNG strategis ini.

"Lembaga-lembaga keuangan internasional bersedia ikut membiayai proyek LNG yang sebagian besar produksinya dialokasikan untuk  pembeli domestik," kata dia.

Fasilitas pinjaman yang dilakukan melalui metode Trustee Borrowing Scheme (TBS) dengan HSBC (New York) sebagai wali amanat/trustee dan HSBC (Jakarta) sebagai akun bank dalam negeri ini telah mendapatkan persetujuan dari tim Pinjaman Komersial Luar Negeri (PKLN) Pemerintah Indonesia.

SKK Migas bersama BP, selaku operator Tangguh LNG, bekerja bersama tim dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia untuk mendukung persetujuan PKLN dari Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia.

"Kami berterima kasih atas dukungan penuh Pemerintah Indonesia, terutama SKK Migas dan juga para mitra Tangguh selama proses ini, sehingga kami mampu mengamankan pembiayaan proyek dengan tepat waktu," ucap BP Regional President Asia Pacific, Christina Verchere.

Pemberi pinjaman nasional terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,dan PT Indonesia Infrastructure Finance.

Sementara bank internasional yang terlibat terdiri dari afiliasi dari Mizuho Bank, Bank of China, China Construction Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, DBS Bank, United Overseas Bank, BNP Paribas, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Oversea-Chinese Banking Corporation, Korea Development Bank, Shinsei Bank, dan KfW Bank.  

Penandatanganan sisa fasilitas pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan lembaga multilateral akan dilakukan kemudian. (Pew/Ahm)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya