Pengusaha Duga Ada Mafia yang Mainkan Harga Gas Industri

Harga gas di Indonesia masih tinggi

oleh Septian Deny diperbarui 26 Agu 2016, 12:35 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2016, 12:35 WIB
4 Tantangan Pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia
Keekonomian dan ketersediaan infrastruktur adalah kata kunci pengembangan proyek gas.

Liputan6.com, Jakarta Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) menduga ada keterlibatan mafia di dalam pengaturan harga gas di Indonesia. Hal ini yang membuat harga gas untuk industri sulit untuk diturunkan.

Ketua Umum FIPGB Achmad Syafiun mengatakan, dirinya mendapat informasi dari SKK Migas bahwa harga gas di sisi hulu hanya sekitar US$ 4 per MMBTU. Namun gas yang dijual ke industri saat ini mencapai US$ 9 per MMBTU.

‎"Saya sudah diberitahu dari SKK Migas landed cost gas itu hanya US$ 4. Kelihatannya ada mafia di dalam. Karena kalau di hulu murah kenapa di hilirnya bisa sampai 2-3 kali mahalnya. Masa kita bayarnya US$ 9. Katanya karena ongkos pipa, dan lain-lain. Tapi nggak masuk akal," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Jumat (26/8/2016).

Syafiun mengungkapkan, sejak September 2015, pemerintah telah berjanji akan menurunkan harga gas untuk industri ini. Namun hingga saat ini hal tersebut belum juga terealisasi.

‎"Pemerintah 9 September 2015 katanya mau turunkan harga gas. Sekarang sudah mau September lagi tapi belum turun juga. Deregulasinya di Menko Perekonomian itu kan sejak 9 September lalu," kata dia.

Oleh sebab itu, Syafiun meminta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk terus memperjuangkan penurunan harga gas bagi industri. Meski pun saat ini telah ada rangkaian rapat koordinasi (rakor) antar kementerian dan instansi terkait yang membahas soal harga gas tersebut.

"Beliau (menteri perindustrian) janji masih akan diusahakan‎. Nanti kita bersama-sama Menteri Perindustrian lihat bagaimana ini bagusnya," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya