Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) membuka lelang pembangunan dua pembangit non Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP), dalam rangka mengurangi penggunaan BBM sekaligus memperkuat keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan dan Jawa-Bali.
Manager Senior Public Relations PLN Agung Murdifi, kedua pembangkit tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kalbar-2 kapasitas 2x100 megawatt (MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Peaker Jawa-Bali 4 dengan kapasitas 1x450 MW. Kedua proyek ini termasuk dalam program 35 ribu MW.
"Pembangunan kedua proyek 35 ribu MW ini sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai diversifikasi energi yaitu mengurangi pemakaian BBM serta mengoptimalkan pemakaian batubara dan gas," kata Agung di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Baca Juga
Dia menjelaskan, pengembangan PLTU Kalbar-2 merupakan upaya PLN untuk menekan biaya pokok produksi (BPP) dan meningkatkan keandalan sistem di provinsi tersebut. Berdasarkan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik ( RUPTL ) 2016-2025, kapasitas terpasang pembangkit di Kalimantan Barat pada 2015 sebesar 228 MW.
Advertisement
Pembangkitnya didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasita 192 MW, PLTG berkapasitas 34 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 2 MW.
Sementara itu, kapasitas terpasang pembangkit sistem Jawa-Bali tahun 2015 sebanyak 33.824 MW. Rencana penambahan kapasitas pembangkit 2016-2025 adalah 43,4 GW atau penambahan kapasitas rata-rata 4,3 GW per tahun. Dari rencana tersebut, kapasitas PLTGU atau PLTMG gas sebanyak 32,3 persen atau 14 GW.
Pendaftaran pra-kualifikasi dan pengambilan dokumen pra-kualifikasi dibuka mulai 30 Agustus 2016 hingga 13 September 2016 bagi para pihak yang sebelumnya telah memiliki pengalaman dalam membangun pembangkit.
Para peserta tender akan melewati proses seleksi yang kompetitif. Kriteria kualifikasi sendiri didasari pada kategori tertentu yang akan merepresentasikan kemampuan peserta tender dalam mengembangkan proyek IPP, pengalaman membangun pembangkit dan kekuatan finansialnya.
Untuk proyek PLTU Kalbar-2, pemenang tender akan bekerjasama dengan anak perusahaan PLN sebagai sponsor proyek untuk membangun SPC dan melaksanakan PPA (Power Project Agreement).
Peserta tender terpilih pada setiap lokasi proyek akan mengembangkan, mendanai, membangun, dan mengoperasikan proyek dengan skema Build-Own-Operate-Transfer (BOOT) selama jangka waktu 25 tahun untuk PLTU dan 20 tahun untuk PLTMG atau PLTGU dalam kontrak PPA. Selain itu juga membangun jalur transmisi beserta fasilitasnya yang akan dialihkan kepada PLN sebagai fasilitas khusus.
"Untuk mendukung kebijakan tersebut, PLN membuka proses tender dengan seleksi yang lebih kompetitif. Dengan begitu, diharapkan PLN bisa mendapatkan pemenang tender yang benar-benar berkualitas,” ujar Agung. (Pew/Ndw)