BPS: Angka Kemiskinan Indonesia Sulit Turun

BPS menyebutkan, berdasarkan profesi yaitu buruh tani dan penduduk lanjut usia menjadi paling dominan masuk angka kemiskinan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Agu 2016, 10:49 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2016, 10:49 WIB
20160803-Angka Kemiskinan DKI Jakarta 3,75%
Anak-anak bermain di pemukiman kumuh, Muara Angke, Jakarta, Rabu (3/8). Badan Pusat Statistik DKI Jakarta melansir angka kemiskinan Ibu Kota pada bulan Maret 2016 mencapai 384,3 ribu orang atau 3,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Angka kemiskinan di Indonesia diperkirakan sebesar 10,6 persen pada 2016 dari total jumlah penduduk Indonesia. Angka itu diperkirakan sulit turun.

Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menjelaskan sulitnya turun angka kemiskinan itu karena 10-11 persen adalah rata-rata angka kemiskinan yang dimiliki oleh negara berkembang.

"Saya katakan, angka kemiskinan kalau sudah pada level 10-11 persen itu sedikit susah diturunkan, karena memang itu sudah keraknya," kata Suryamin di Gedung OJK, Rabu (31/8/2016).

Suryamin menuturkan,  jumlah kategori masyarakat berpendapatan rendah ini lebih berasal dari wilayah pedesaan. Mengenai profesinya, Suryamin mengaku buruh-buruh tani, dan penduduk yang lanjut usia menjadi paling dominan.

‎Suryamin juga membandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya di dunia, rata-rata angka kemiskinan yang dimiliki tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Bahkan angka kemiskinan Indonesia yang 10,6 persen pada tahun ini sudah lebih baik dari negara berkembang lainnya.

"Jadi tahapannya itu paling penurunan hanya nol koma saja, kalau langsung 8 persen atau 5 persen, itu tidak bisa," ujar Suryamin.

Namun demikian, menurut dia pemerintah Indonesia saat ini sudah memiliki program jitu untuk tetap menurunkan angka kemiskinan itu, meski hanya akan menurunkan sedikit. Langkah itu seperti penyaluran bantuan sosial langsung berupa dana tunai ke masyarakat kurang mampu.

"Karena di kelas tertentu, bantuan secara cash itu memang perlu, karena dia yang tadi sebagai kerak itu segitu-segitu saja pendapatannya," tutur Suryamin. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya