Proses Pilkada Jakarta Jangan Ganggu Aktivitas Ekonomi

Pengusaha meminta kepada ketiga calon gubernur untuk menciptakan suasana pesta demokrasi yang sejuk, aman dan damai.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Sep 2016, 10:46 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2016, 10:46 WIB
Indahnya Senyum Para Petarung Pilkada Jakarta
Terlihat akur, para petarung pilkada ini melakukan aksi selfie bersama. (via: istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pesta demokrasi masyarakat Jakarta akan segera dimulai dengan mendaftarnya para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur ke KPUD Provinsi DKI Jakarta.

Tiga pasangan Calon sudah mendaftarkan diri yaitu pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan  Anies Basweldan-Sandiaga S Uno.

KPUD DKI Jakarta akan melakukan rangkaian proses Pilkada dimulai dengan pemeriksaan kesehatan para calon dan verifikasi berkas pencalonan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.

Akhir Oktober adalah penetapan calon gubernur dan wakil gubernur dilanjutkan dengan pengundian nomor peserta dan masa kampanye sampai dengan 11 Februari 2017 dan pemungutan suara 15 Februari 2017.

Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyatakan, kota Jakarta sebagai kota jasa sangat sensitif dengan isu-isu sosial yang dapat mengganggu aktivitas bisnis dan perekonomian.

Dia berharap ketiga pasangan calon beserta seluruh elemen tim sukses, relawan dan sekoci lainnya agar senantiasa menjaga ketertiban dan kondusifitas kota Jakarta selama proses Pilkada berlangsung.

Hendaknya kampanye  bersifat edukatif, jangan provokatif mengedepankan ide, gagasan program, solusi, visi dan misi akan tantangan dan permasalahan yang dihadapi kota Jakarta.

"Selama proses Pilkada berlangsung sampai dengan hari H Pemilihan dan pengumuman pemenang jangan sampai mengganggu aktivitas bisnis dan ekonomi Jakarta," kata Sarman dalam keterangan tertulis, Minggu (25/9/2016).

Sarman menuturkan, para pelaku usaha meminta kepada ketiga calon gubernur dan wakil gubernur beserta pendukungnya untuk menciptakan suasana pesta demokrasi yang sejuk, aman dan damai dengan menjauhkan isu-isu yang dapat menimbukan terjadinya konflik sosial antar pendukung.

Sebagai ibukota Negara tentu Pilkada Jakarta akan menjadi barometer. Untuk itu, lanjut dia, Pilkada Jakarta harus dapat memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat utamanya generasi muda bagaimana berkompetisi secara sehat dan menghormati nilai nilai demokrasi.

"Selama proses Pilkada jangan sampai masyarakat takut ke luar rumah, takut berbelanja, turis khawatir datang, distribusi barang terganggu tentu ini sangat merugikan perekonomian Jakarta. Di tengah kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu dan ekonomi nasional yang melambat, jangan sampai kita sendiri membuat aktivitas ekonomi dan bisnis terganggu," pesan dia.

Pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan II 2016 membaik sebesar 5,86 persen secara tahunan (yoy), lebih tinggi dari triwulan I sebelumnya yang hanya 5,62 persen (yoy).

Sarman menjelaskan, peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama didorong meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah serta didukung pula oleh membaiknya kinerja ekspor dari Jakarta.

Meningkatnya belanja konsumsi rumah tangga seiring dengan meningkatnya pendapatan dan membaiknya daya beli masyarakat didukung dengan inflasi yang senantiasa terjaga dalam level yang rendah. Pertumbuhan ekonomi Jakarta yang semakin membaik ini harus kita jaga agar tetap stabil dan mengalami pertumbuhan pada triwulan ke depan. 

"Kita harus dapat memastikan agar selama prosel Pilkada DKI Jakarta tidak terjadi konflik sosial atau sejenisnya yang berdampak pada terganggunya pasar keuangan, turunya IHSG dan nilai tukar rupiah dan menurunnya tingkat kepercayaan investor," ungkap Sarman.

Menurutnya, ketiga pasangan calon Gubernur harus memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga stabilitas kota Jakarta. KPUD juga dalam mengatur jadwal dan tempat kampanye agar lebih mengedepankan  kampanye melalui media yang sudah ada seperti televisi, radio dan medsos lainnya, dengan mengurangi atau bahkan menghilangkan kampanye terbuka pengerahan massa di jalan dan lapangan yang rawan terjadinya konflik sosial.

"Kepada para kandidat kami berharap agar dalam kampanye selalu memberikan pernyataan yang sejuk, merangkul menjauhkan isu SARA dan menjaga persatuan dan kesatuan. Semua kembali pada hati nurani masyarakat Jakarta untuk memilih pemimpin yang diyakini mampu menjawab tantangan, permasalahan dan harapan masyarakat. Pilkada Jakarta aman, ekonomi Jakarta juga nyaman," paparnya.

 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya