Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia naik lebih dari dua persen. Bahkan harga minyak Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi dalam 15 bulan usai laporan pemerintah menunjukkan terjadi penurunan pasokan dalam enam minggu.
Badan energi Amerika Serikat (AS) atau EIA menyatakan pasokan minyak turun 5,2 juta barel hingga periode 14 Oktober. Angka ini berlawanan dengan prediksi sekitar 2,7 juta barel.
Selain itu, EIA menyatakan impor minyak AS juga merosot 912 ribu barel per hari pada pekan lalu menjadi 6,47 juta barel. Angka ini terendah sejak November 2015.
"Impor paling rendah dalam 16 bulan ini mengejutkan. Ini memberikan fakta produksi OPEC masih banyak," ujar Jim Ritterbusch, Konsultan Ritterbusch and Associates seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (20/10/2016).
Baca Juga
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik US$ 1,31 atau 2,6 persen menjadi US$ 51,60 per barel, dan itu level tertinggi sejak 14 Juli. Harga minyak sempat sentuh ke level US$ 51,93, tertinggi dalam 15 bulan.
Harga minyak Brent naik 99 sen atau 1,9 persen menjadi US$ 52,67. Harga minyak telah reli 15 persen dalam tiga pekan setelah OPEC memutuskan untuk memangkas produksi pada November. Pemangkasan produksi ini pertama kali dilakukan sejak 2008.
Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih menuturkan, fundamental harga minyak sudah meningkat, dan pasar makin seimbang. Hal ini setelah harga minyak di bawah US$ 30 dari level tertinggi pada 2014 di kisaran US$ 100. (Ahm/Ndw)
Advertisement