Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia merosot akibat ketidakpastian Rusia untuk memangkas produksi. Ditambah ada kenaikan produksi minyak secara bulanan dari anggota OPEC sehingga menekan harga minyak dunia.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November di New York Mercantile Exchange merosot 61 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 50,18 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman Desember merosot 60 sen atau 1,1 persen menjadi US$ 51,81 per barel.
Kenaikan produksi minyak terjadi di tengah produsen minyak tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) diskusi dengan Rusia, produsen minyak non OPEC mengenai langkah stabilkan harga minyak.
Presiden Rusia Vladimir Putin setuju pemangkasan produksi secara bersama. Akan tetapi, sejumlah media melaporkan kalau Igor Sechin, Pimpinan Rosneft, produsen minyak terbesar di Rusia menolak proposal. Seperti diketahui, Rosneft merupakan penghasil minyak untuk negara tersebut mencapai hampir 40 persen, dan di atas lima persen secara global.
Baca Juga
Tanpa komitmen komitmen jelas dari Rusia membuat investor ragu soal kesepakatan dengan OPEC untuk realisasi memangkas produksi sekitar 700 ribu barel per hari.
"Selain Rusia, produsen besar di OPEC akan masing-masing memiliki target. Kesepakatan pemangkasan produksi minyak perlu diselesaikan agar dapat diimplementasikan," ujar Robbie Frase, Analis Komoditas Schneider Electric, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (13/10/2016).
Selain itu, berdasarkan laporan OPEC menunjukkan kalau produksi minyak OPEC naik 220 ribu barel per hari pada September menjadi 33,39 juta barel per hari. (Ahm/Ndw)
Advertisement