Pertumbuhan Kredit Tahun Depan Bergantung pada Kondisi Ekonomi

Pada tahun ini pertumbuhan kredit masih di kisaran 7 persen-9 persen.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Nov 2016, 17:42 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2016, 17:42 WIB

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit tahun depa berkisar 9 persen sampai 11 persen. Target pertumbuhan kredit tersebut dengan memperhitungkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, pertumbuhan kredit tahun depan mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional. Target kredit 9-11 persen bisa tercapai jika pertumbuhan ekonomi tembus di atas 5,2 persen.

"Tahun depan kita perkirakan 9-11 persen dengan asumsi 5,2 persen ke atas. Karena begini urutannya bukan kredit dulu baru pertumbuhan, tapi pertumbuhan dulu yang meminta kredit," kata dia di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Untuk tahun ini, Muliaman mengatakan, pertumbuhan kredit masih di kisaran 7 persen-9 persen. "Year on year masih sekitar 7 persen, kita menduga sampai akhir tahun bisa 7-9 persen," kata dia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon sebelumnya mengatakan, kinerja pertumbuhan kredit di September ini cukup bagus. Realisasinya 1,58 persen (month to month/MoM).

"Kalau kita bisa yakinkan kebijakan pemerintah dari paket kebijakan 1-14 sudah mulai ada hasilnya dan terefleksi di pertumbuhan itu, kami harap sampai akhir tahun bisa stabil pertumbuhan kredit," ujar dia.

Dia memproyeksi, pertumbuhan kredit bisa mencapai sekitar 7 persen-9 persen di akhir tahun ini. Perkiraan ini lebih tinggi dari proyeksi BI.

"Kalau BI kan target pertumbuhan kredit 5 persen-6 persen, tapi hitungan saya bisa 7 persen-9 persen," terang Nelson.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang akan mengerek pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini. Salah satunya program pengampunan pajak (tax amnesty) yang dapat mengumpulkan dana dalam jumlah besar.

"Tax amnesty bisa men-drive dana cukup besar. Lalu harga komoditas tambang dan minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang mulai meningkat. Kalau tren ini b‎erlanjut, mestinya tahun depan bisa lebih baik," jelas dia.

Nelson memperkirakan pertumbuhan kredit tahun depan di kisaran 9 persen-11 persen. "Paket kebijakan dampaknya akan terasa di tahun depan, walaupun tantangan masih ada. Tapi saya lihat pemerintah menjawab tantangan itu, apalagi dengan kehadiran Menteri Keuangan yang baru," tandas dia.(Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya