Usul Pengusaha untuk Dorong Jumlah Wirausaha di Indonesia

Saat ini UMKM merupakan sektor yang sangat tahan terhadap gejolak ekonomi global.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Nov 2016, 13:14 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2016, 13:14 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Adanya mata pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi tidak menjamin bertambahnya jumlah wirausaha. Alasannya, menjadi seorang wirausaha dibutuhkan sebuah pola pikir individu sehingga untuk membangunnya bukan hanya dengan pelajaran di kelas melainkan praktik nyata. 

Hal tersebut diungkapkan oleh mantan Ketua Komite Tetap Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Indonesia Sandiaga Uno dalam Rapat Kerja Nasional Kadin di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Senin (21/11/2016).

"Kewirausahaan itu tidak bisa hanya jadi mata pelajaran, entrepreneurship itu pola pikir yang harus dibangun melalui kerja nyata," kata Sandiaga.

Ia melanjutkan, untuk membangun pola pikir tersebut maka tidak bisa dengan mata pelajaran atau mata kuliah saja dan harus ada kerja praktik dengan cara magang-magang di beberapa industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Dipaparkannya, saat ini UMKM merupakan sektor yang sangat tahan terhadap gejolak ekonomi global. Di sisi lain, sumbangan sektor UMKM dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia juga cukup tinggi. Untuk itu cara menanamkan kewirausahaan ini dianggap salah satu kuncinya.

"Tapi memang virus harus kita tebarkan dulu, misal kita bisa lakukan kuliah umum, datangkan pengusaha yang inspiratif, yang sukses. Saya pikir itu akan lebih produktif," terang dia. (Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya