Suku Bunga The Fed Naik, Dolar AS Perkasa

Indeks dolar AS berada di kisaran 102,70 terhadap sejumlah mata uang usai the Federal Reserve menaikkan suku bunga.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Des 2016, 13:27 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 13:27 WIB

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (AS) mendekati level tertinggi terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Kamis pekan ini. Indeks dolar AS itu capai level tertinggi usai bank sentral AS atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga dan memberi sinyal potensi kenaikan suku bunga pada 2017.

The Federal Reserve menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin. Kenaikan suku bunga tersebut sudah diantisipasi oleh pasar keuangan. Pelaku pasar sudah mendapatkan potensi sinyal kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017.

Kebijakan the Federal Reserve dinilai lebih agresif lantaran presiden terpilih AS Donald Trump berjanji untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan memangkas pajak, deregulasi dan meningkatkan belanja infrastruktur.

"The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017 seiring pertimbangan faktor kebijakan Donald Trump," ujar Junichi Ishikawa, Analis IG Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (15/12/2016).

Indeks dolar AS pun bergerak reli dan naik 0,5 persen ke level 102.270. Sebelumnya indeks dolar AS sempat sentuh level tertinggi sejak Januari 2003 di kisaran 102.620. Sedangkan euro melemah 0,2 persen ke level US$ 10,5.

Mata uang dolar AS berada di posisi 117,86 per yen. Sebelumnya dolar AS naik 0,3 persen terhadap yen. Dolar Singapura turun ke level terendah sejak Januari. Sementara itu, dolar Australia menguat 0,3 persen terhadap dolar AS.

Analis menilai, langkah the Federal Reserve juga menunjukkan untuk mempertimbangkan kebijakan Donald Trump.

Kenaikan dolar AS juga mendorong imbal hasil surat utang AS sejak awal November. Hal itu mengingat kabinet pemerintahan terbaru Donald Trump akan masif mendongkrak belanja dan memangkas pajak.

Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun melonjak menjadi 2,58 persen. Angka tersebut tertinggi sejak September 2014.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya