Harga Emas Anjlok ke Level Terendah dalam 10 Bulan

Harga emas melemah pada perdagangan Kamis ke level terendah sejak Februari.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 16 Des 2016, 06:48 WIB
Diterbitkan 16 Des 2016, 06:48 WIB

Liputan6.com, Jakarta Harga emas melemah pada perdagangan Kamis ke level terendah sejak Februari. Pelemahan harga emas tak terlepas dari kenaikan kurs dolar imbas dari the Fed yang menaikkan suku bunga.

The Fed pada pertemuan Rabu kemarin menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak hampir satu dekade terakhir.

"Faktor yang paling mengejutkan adakah keyakinan bahwa The Fed akan bergerak dari menaikkan suku bunga dengan bertahap, jadi akan ada kenaikan 3 kali tahun depan," ujar Bill Baruch, Kepala Strategis Pasar di iiTRADER dilansir dari Marketwatch, Jumat (16/12/2016).

"Tapi jangan lupa, dulu pun di tahun 2016 ada rencana kenaikan hingga 4 kali," imbuhnya.

Itu dianggap menjadi salah satu faktor yang membuat harga emas anjlok ke level terendah sejak Februari. Karena dolar spontan menguat setelah keputusan The Fed tersebut.

Harga emas untuk pengiriman Februari anjlok US$ 33,9 atau 2,9 persen ke lvel US$ 1.129,8 per ounce. Harga ini adalah yang terendah sejak 2 Februari 2016, dan kerugian karena dolar terbesar sejak bulan lalu, menurut data dari Dow Jones.

Logam ini mulai banyak dijual di pasar elektronik pada Rabu, dan diperdagangkan di level US$ 1.124,3 setelah berita The Fed, yang muncul setelah penetapan harga. Rabu kemarin, harga emas menetap di level regular, US$ 1.163,7 per punce, naik 0,4 persen.

Seperti yang sudah dibayangkan sebelumnya, The Fed akhirnya menaikkan suku bunga dari jangkauan 0,5 persen ke 0,75 persen dari 0,25 persen ke 0,5 persen. Tapi, apa yang disebut dot plot itu menunjukan bahwa Bank Sentral tersebut sekarang mewacanakan kenaikan 3 kali di 2017. Satu kali lebih banyak dari perkiraan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya