Kendalikan Inflasi, BI Luncurkan Sistem Monitor Harga Pangan

Sistem harga pangan itu sebagai pusat informasi harga pangan strategis.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Jan 2017, 19:12 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 19:12 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan terus melakukan pemantuan terhadap harga pangan supaya inflasi tetap rendah. BI sendiri  akan meluncurkan sistem informasi yang sistem tersebut bisa memantau harga pangan di Indonesia.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, sistem itu akan diluncurkan pada Januari. Sistem tersebut disebut sebagai pusat informasi harga pangan strategis.

"Dan di Januari ini akan meluncurkan satu sistem informasi yang bisa memonitor inflasi di 82 kota, yang kita sebut sebagai pusat informasi harga pangan strategis. Ini yang akan kita gunakan untuk yakinkan inflasi tetap baik seperti dua tahun terakhir," kata dia di Mahkamah Agung Jalan Merdeka Utara Jakarta, Jumat (6/1/2017).

Agus menerangkan, dengan sistem tersebut maka produk pangan bisa dipantau setiap hari.  Dengan sistem ini pula maka BI bisa melihat kecenderungan inflasi di berbagai wilayah.

"Jadi kita ada sistem di mana setiap hari komoditas atau produk pangan itu kita pantau, di 82 kota. Itu kita lakukan pemantauan dengan sistem yang sudah baik, best practice, dan itu kalau kita pantau di tipe pasar modern dan pasar basah. Dan waktunya mengambil informasinya diyakini integritasnya sehingga kita bisa mempunyai atau perkiraan tentang inflasi selama bulan berjalan," jelas dia.

Dia mengatakan, sistem ini sudah stabil dan siap untuk diluncurkan. "Sekarang ini sudah stabil karena sebetulnya terakhir ketika Pak Presiden hadir di acara pangan di Brebes, kita sudah tahap finalisasi dan sudah bisa kita selesaikan 2016," ungkap Agus.

Tantangan pada 2017

Agus mengatakan, pada tahun ini ada sejumlah tantangan yang berpengaruh pada inflasi. Di antaranya, pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 VA. Pencabutan subsidi ini dilakukan lantaran banyak golongan mampu justru menerima subsidi.

"Kita memahami di 2017 itu di awal tahun ada subsidi listrik 900 VA diangkat. Dan juda kita tahu bahwa akan ada penyesuaian harga LPG 3 kg. Ini merupakan potensi tekanan bagi inflasi," kata dia.

Namun, Agus mengatakan risiko inflasi itu bisa diredam apabila gejolak harga pangan (volatile food) bisa dikendalikan. Agus yakin, target inflasi 4 plus minus 1 persen pada  2017 bisa terpenuhi.

"Kita harapkan secara umum volatile food bisa dikendalikan sehingga kalau ada peningkatan di administered prices  bisa membuat inflasi sesuai target," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya