Konsumen Minati Properti Berkonsep Unik

Permintaan properti cenderung tumbuh terlebih untuk proyek-proyek yang inovatif.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 17 Feb 2017, 12:15 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2017, 12:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta Awal 2017 ini diprediksi menjadi titik poin kebangkitan bisnis properti di Tanah Air. Meski sebagian besar masyarakat (konsumen) masih menahan diri (wait and see) menunggu tuntasnya pelaksanaan Pilkada serentak, namun permintaan cenderung tumbuh terlebih untuk proyek-proyek yang inovatif.

Menurut Anton Sitorus, Director Head of Research and Consultancy Savills Indonesia, untuk properti-properti yang memiliki konsep unik, segmen pasar yang jelas dan fokus, sangat berpeluang untuk lebih diterima pasar di tahun ini. Bahkan bisa dikatakan dengan mengembangkan proyek dengan tujuan pasar yang jelas dan terukur, ditambah konsep yang menarik, proyek seperti ini tidak mengenal kata krisis.

"Pelaksanaan Pilkada sedikit banyak memengaruhi rencana investasi masyarakat, meski pun begitu, untuk proyek tertentu yang kreatif, inovatif dan punya target pasar jelas ini tidak jadi kendala," kata Anton kepada Liputan6.com, Jumat (17/2/2017).

Sementara kalau bicara kebutuhan, ungkap Anton, pasar apartemen memiliki permintaan yang paling besar. Pasar properti khususnya apartemen akan memasuki era siklus baru pada 2017, yakni tumbuh secara gradual dan kembali menjadi ladang investasi yang prospektif.

Anton mengingatkan masyarakat untuk tidak menunda membeli apartemen sebelum harga melejit pada tahun depan. Kalau telat membeli, maka harganya semakin tinggi dan capital gain yang diperoleh pun lebih kecil. Tapi dia tetap mengingatkan konsumen jeli memilih lokasi dan konsep pengembangan dari apartemen tersebut.

“Apartemen yang membidik pasar tertentu seperti mahasiswa dan berada di sekitar kampus akan lebih prospektif. Daripada mahasiswa harus nge-kost dengan biaya tertentu setiap bulannya, maka lebih baik biaya tersebut dijadikan buat mencicil apartemen. Bisa dihuni dan sudah milik sendiri, saran dia.

Ketua Kehormatan Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi mengungkapkan tiga indikator penting yang akan mendorong pertumbuhan sektor properti pada tahun ini adalah pembangunan infrastruktur, tax amnesty dan tren penurunan suku bunga bank. Ketiganya akan menjadi alasan bagi konsumen dan pelaku properti di Indonesia untuk bergerak.

Infrastruktur masih akan menjadi tumpuan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,2 persen-5,4 persenseiring dengan fokus pemerataan kesejahteraan secara nasional. Total anggaran infrastruktur yang dipersiapkan pada 2017 mencapai Rp 387 triliun.

Selain itu, besarnya dana repatriasi yang konon tembus diangka Rp 144 triliun seiring suksesnya program tax amnesty yang dilakukan pemerintah juga diprediksi sangat berpengaruh terhadap gairah bisnis properti. Ditambah lagi tren penurunan suku bunga KPR dari perbankan nasional hingga satu digit.

“Peluang inilah yang ditangkap Eureka Grup dengan memasarkan proyek University Resort (UR) dan Bogorienze di Bogor yang dikembangkan dengan konsep unik dan target pasar jelas, " ujar Lukman yang juga Direktur Utama Eureka Grup.


Inovasi Produk

University Resort Apartment berlokasi di Kampus Darmaga IPB Bogor. Proyek di atas lahan seluas 1,5 hektar ini terinspirasi oleh sebuah fasilitas yang dimiliki perguruan tinggi paling ngetop di negeri jiran Singapura yakni National University of Singapore (NUS).

University Resort adalah wajah lain dari University Town NUS atau U-Town yang diusung ke Indonesia, berkerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dinamakan resort karena memiliki view Danau Situ Gede dan hutan kota CIFOR yang rindang sehingga sangat menunjang kegiatan belajar dan penelitian mahasiswa. Di tahap pertama akan dikembangkan lima blok apartemen, masing-masing setinggi empat lantai (low rise building) dengan total 180 unit.

Seluruhnya tipe studio yang dipasarkan mulai dari Rp 200 juta per unit. Ini artinya cukup dengan cicilan Rp 2 jutaan per bulan, atau hampir sama dengan tarif kamar kost di sekitar IPB yang kini berkisar Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta per bulan. Keseluruhan, nantinya akan dikembangkan sebanyak 15 blok apartemen di University Resort.

Sementara Bogorienze Hotel berlokasi di Kawasan Bogor Nirwana Resort (BNR). Eureka Group melalui kelompok usahanya PT Nusa Raya Propertindo (NRP), menawarkan proyek berkonsep hotel dua tower ini di atas lahan seluas 4 hektar. Target pasarnya adalah pasar MICE (meeting, incentives, conferences, and event). Satu tower dikembangkan sebagai holiday kondo serta satu tower lagi berkonsep kondominium hotel (kondotel).

Sama halnya dengan University Resort, untuk proyek Bogorienze (Kondotel) ini pihak Grup Eureka sebagai pengembang, juga memberikan rental guarantee, dan hak untuk menempati unit 12-30 hari dalam setahun.

Untuk tower pertama, sudah selesai konstruksinya dengan tinggi 10 lantai dari total 300 unit. Karena berada di lahan berkontur tinggi dengan view Gunung Salak, holiday kondo yang mengusung konsep healthy living ini menjadi bangunan tertinggi di Kota Bogor.

Tower pertama, pada Juni 2017 rencananya sudah serahterima dan akan dikelola oleh manajemen Hotel Salak Hospitality yang telah sukses sebagai market leader bisnis MICE di Bogor.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya