Pertumbuhan Ekonomi Papua Lesu Pasca Polemik Freeport

Freeport bisa berkontribusi 42 persen bagi ekonomi Indonesia

oleh Katharina Janur diperbarui 07 Mar 2017, 22:14 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 22:14 WIB
Tambang Freeport
Ilustrasi Pertambangan (Foto:Antara)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia perwakilan Papua memprediksi pertumbuhan ekonomi di Papua tahun ini hanya mencapai 3-3,5 persen. Angka ini jauh turun dibandingkan tahun sebelumnya yang bisa mencapai 9,21 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,94 persen.

Kepala BI perwakilan Papua, Joko Supraktikto menuturkan prediksi pertumbuhan ekonomi yang lambat ini dikarenakan sektor pertambangan atau penggalian PT Freeport Indonesia yang belum pasti dengan risiko tinggi pada penurunan produksi.

"Pertumbuhan ekonomi dari sektor tambang saja, yakni PT Freeport Indonesia bisa berkontribusi 42 persen bagi ekonomi di Papua. Walaupun sektor lainnya seperti pertanian, kelautan dan kehutanan juga bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Papua," jelasnya kepada wartawan di Jayapura, Senin (7/3/2017).

Bank Indonesia memprediksi, jika sudah ada kesepakatan antara pemerintah dan Freeport, maka investasi pada sektor tambang akan meningkat seiring persiapan transisi area eksplorasi di areal bawah tanah yang akan dimulai pada 2018.

"Kami juga akan melakukan pengkajian secara detail yang diperkirakan akan membutuhkan waktu 1-2 bulan ke depan, untuk pengaruh tambang pada perekonomian Papua. BI pada sisi makronya dan Otoritas Jasa Keuangan pada sisi mikronya. Semua dalam proses pengerjaan," ucapnya.

Agar tak tergantung ada ekonomi tambang, BI memberikan solusi kepada pemerintah daerah agar mengejar sektor-sektor komoditas unggulan pada beberapa daerah, misalnya pada pembagian lima wilayah adat di Papua, yakni daerah adat Mamta yang terkenal dengan produk unggulan kakao dan pariwisata, kemudian adat Sairei terkenal dengan wisata, perikanan dan kelautan. Di daerah Mepago juga terkenal dengan komoditas unggulan kopi serta tambang, Adat Lapago terkenal dengan pertanian holtikultura dan wilayah adat Ha Anim bisa berprospek pada pengembangan tanaman pangan lainnya.

"Jika komoditas unggulan pada masing-masing daerah ini dapat dikembangkan dengan baik, kami yakin Papua tak banyak lagi akan tergantung pada sektor pertambangan dalam peningkatan ekonominya," ujarnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya