Rupiah Bergerak Stabil, Fokus Investor pada Data Inflasi

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.314 per dolar AS hingga 13.318 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Mar 2017, 11:31 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 11:31 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.314 per dolar AS hingga 13.318 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.314 per dolar AS hingga 13.318 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan Rabu ini. Rupiah berpotensi melemah seiring penguatan nilai tukar dolar AS. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (29/3/2017), rupiah dibuka di angka 13.318 per dolar AS, tak berubah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.318 per dolar AS juga.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.314 per dolar AS hingga 13.318 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,15 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.323 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan pada Senin kemarin yang ada di angka 13.314 per dolar AS.

Dolar AS memang kembali menguat dari level terendah dalam empat bulan terakhir setelah salahs satu pejabat Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengeluarkan pernyataan mengenai rencana kenaikan suku bunga.

Wakil Ketua the Fed Stanley Fischer mengatakan, ada kemungkinan kenaikan suku bunga acuan lebih agresif dari yang telah diperkiraan di awal. Namun seperti apa bentuk dari kenaikan yang lebih agresif tersebut belum ada kisi-kisinya.

Sedangkan Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, dolar AS mulai naik dan menekan rupiah dalam jangka pendek walaupun sentimen positif masih kuat bertahan.

Saat pasar keuangan di Indonesia tutup pada Selasa kemarin untuk memperingati Hari Raya Nyepi, mayoritas nilai tukar di Asia melemah terhadap dolar AS setelah sebelumnya konsisten menguat.

"Sembari menunggu kepastian peringkat utang versi S&P, inflasi yang akan dirilis Senin mendatang akan menjadi fokus utama dari domestik," jelas Rangga. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya