Saran Pengusaha Agar Disneyland ala Boyolali Sukses

Pengusaha menilai kehadiran Disneyland di sebuah negara misalkan di salah satu kota dapat menghidupkan kota itu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Apr 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2017, 16:30 WIB
Ilustrasi pembangunan disneyland
Ilustrasi pembangunan disneyland

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendukung rencana pembangunan wahana hiburan sekelas Disneyland di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng). Proyek tersebut diyakini akan mendorong pengembangan ekonomi Kota Susu.

Wakil Ketua Umum Apindo, Suryadi Sasmita menyarankan kepada pemerintah kabupaten Boyolali untuk melabeli taman rekreasi seluas 100 hektare (ha) dengan nama Disneyland. Sebab, nama Disneyland sudah melekat di benak masyarakat seluruh dunia.

"Kalau namanya bukan Disneyland, tidak punya daya tarik sekuat Disneyland. Jadi kayak theme park biasa yang sudah ada di Indonesia, peminat orang lokal saja kurang," jelas dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (19/4/2017).

Dia menuturkan, kehadiran Disneyland di sebuah negara, misalnya di salah satu kota akan menghidupkan kota itu. "Kalau di Indonesia sudah ada Disneyland, taraf internasional naik karena Disneyland sudah branding internasional," Suryadi mengatakan.

Selain itu, Suryadi mengatakan, dampak dari Disneyland, yaitu membuka banyak lapangan kerja dan meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara. "Kalau ada Disneyland, bukan cuma masyarakat Indonesia ke sana, tapi dari Singapura, Malaysia juga pasti datang. Di Hong Kong saja ramai sekali," tutur Suryadi.

Namun demikian, Suryadi berharap, rencana pembangunan proyek Disneyland ala Boyolali bisa terealisasi sehingga dapat menjadi objek wisata menarik di Kota Susu itu. "Ya kita lihat saja janji Bupatinya, apakah akan terbukti," papar Suryadi.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Boyolali, Seno Samodro menyatakan, wahana hiburan sekelas Disneyland dan Universal Studio yang akan dibangun di Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) nantinya bukan bernama Disneyland. Investor saat ini masih menggodok tiga sampai empat nama taman rekreasi tersebut.

"Kalau jadi, namanya bukan Disneyland. Ada tiga-empat opsi nama yang masih didiskusikan, market bagaimana," ujar Seno dalam kesempatan wawancara khusus dengan Liputan6.com.

Meski nama Disneyland sudah tenar, namun gabungan investor asing dan lokal hanya mengadopsi beberapa wahana hiburan dari pemain raksasa di dunia dengan konsep bisnis franchise tidak 100 persen.

"Ini bukan Disneyland. Tapi dalam dunia bisnis itu biasa, franchise kan tidak harus 100 persen. Mereka sudah nego (Disneyland) tidak beli 100 persen, hanya sekitar 21-23 persen. Pakai Universal Studio 17 persen, ada lagi Warner Bros, Paramount, dan lainnya. Jadi 6-8 raksasa dunia, diambil beberapa wahana," jelas Seno.

Dengan target selesai paling cepat 2019, wahana hiburan sekelas Disneyland di Boyolali ini diharapkan bisa menggaet minimal dua juta turis atau dua kali lipat dari jumlah penduduk Kota Susu yang sekitar satu juta jiwa sekarang ini.

"Jadi kayak Spanyol, penduduknya 58 juta jiwa tapi turis yang datang 128 juta orang. Boyolali ingin seperti Spanyol, targetnya 2 juta turis per tahun. Dengan begitu, Boyolali akan semakin nyaman dikunjungi, ditinggali untuk semua orang," kata Seno.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya