Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu dengan President Director of Japan Radio Co. (JRC) Kenji Ara dalam kunjungan kerja ke Jepang. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Susi tertarik untuk mengadopsi radar pengawas buatan JRC untuk mengawasi wilayah laut di Indonesia.
“Saya berada di Wakatobi beberapa waktu lalu, dan melihat radar buatan Jepang di sana. Saya berharap, Indonesia bisa memiliki radar setidaknya di empat tempat di Indonesia. Untuk itu kami tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai teknologi yang Anda miliki,” ungkap Menteri Susi seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (20/4/2017).
Keinginan Menteri Susi itu disambut baik oleh Ara. Ia menjelaskan, JRC memiliki enam perusahaan perwakilan di Indonesia yang mempekerjakan 3.200 orang tenaga kerja Indonesia.
Advertisement
“Kami sangat senang bahwa kami mendengar Ibu Menteri memiliki ketertarikan terhadap sistem pengawasan yang dikeluarkan JRC. Kami akan senang hati berdiskusi dan berkontribusi mengenai sistem radar di Indonesia, mungkin memang bukan saat ini, tetapi nanti,” janji Ara.
Baca Juga
Menurut Menteri Susi, Indonesia membutuhkan radar pengawas untuk meningkatkan teknologi pengawasan yang dimiliki Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), agar pencegahan masuknya kapal pencuri ikan dapat berjalan lebih maksimal. Menteri Susi tertarik dengan radar yang dimiliki JRC karena mampu mengawasi kapal asing yang masuk ke Indonesia hingga radius 150 kilometer.
Pemerintah Indonesia tengah mengupayakan penjajakan teknologi pengawasan terkini yang mungkin bisa dan tepat digunakan di Indonesia. Menteri Susi tertarik dengan radar terbaru JRC yang dapat memonitor di sembilan titik dengan satu titik kendali dengan jangkauan lebih dari 50 nautical miles. Adapun radar JRC yang digunakan di Wakatobi memiliki jangkauan 24 nautical miles dengan integrasi maksimal 3 radar.
KKP tidak akan membeli radar, melainkan mengupayakan cara lain untuk memperoleh radar. “KKP tidak akan membeli radar, tetapi kami akan mencari cara untuk mendapatkannya karena kami tidak ingin menghabiskan anggaran KKP (untuk pengadaan radar),” ujar Menteri Susi.
Teknologi radar pengawasan yang canggih dibutuhkan untuk di pasang di beberapa titik, di antaranya Natuna, Morotai, Raja Ampat, Arafura, dan Sabang. Selain radar pengawasan, Menteri Susi juga ingin memasang radar konservasi di tempat-tempat tersebut.
Ara menyatakan siap memberikan informasi teknologi radar yang dibutuhkan Indonesia karena keberhasilan pengawasan kelautan dan perikanan Indonesia juga akan berdampak kepada negara mereka. “Dari Indonesia, kami mendapat komoditas ekspor seperti udang, ikan, dan tuna. Itu semua karena Indonesia mampu menjaga sumber daya alamnya,” terang Ara. (Gdn/Ndw)