Tanggapan Wapres JK soal Bunga KUR Sempat Tinggi

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan, kenaikan suku bunga menjadi 23 persen berdampak kepada pelaku UMKM.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Apr 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2017, 14:00 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyayangkan kenaikan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode kedua, dari 10-11 persen menjadi 23 persen.

"Pemerintah punya kesalahan besar lima tahun lalu buat KUR waktu saya (jadi Wakil Presiden saat periode pertama) 10-11 persen, tiba-tiba kebijakan kabinet kedua SBY naik 23 persen," kata JK, saat menghadiri penutupan Kongres Ekonomi Umat Islam Majlis Ulama Indonesia (MUI), di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (24/4/2017).

Wapres JK menuturkan, kenaikan suku bunga KUR berdampak bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Lantaran suku bunga tinggi menyulitkan pengusaha kecil mengembalikan kreditnya.

"Pengusaha besar semakin besar yang kecil makin kecil," ujar dia.

JK pun menyebut kebijakan menaikan suku bunga KUR pada era Pemerintahan SBY periode kedua tersebut juga menekan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). "Kezaliman yang terjadi banyak bank BPR mati tidak bisa kerja," tutur Kalla.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya