Kenaikan Anggaran Infrastruktur Bikin Wall Street Menghijau

Pendorong penguatan Wall Street adalah rilis rencana anggaran yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Mei 2017, 05:03 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2017, 05:03 WIB
Pendorong penguatan Wall Street adalah rilis rencana anggaran yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Pendorong penguatan Wall Street adalah rilis rencana anggaran yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street berakhir menguat pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan Wall Street adalah rilis rencana anggaran yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Mengutip Reuters, Rabu (24/5/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 43,08 poin atau 0,21 persen menjadi 20.937,91. S&P 500 pun juga menguat 4,4 poin atau 0,18 persen menjadi 2.398,42. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 5,09 poin atau 0,08 persen menjadi 6.138,71.

Kenaikan Wall Street ini didorong oleh keluarnya rencana anggaran pemerintahan Presiden Trump. Dalam rilis tersebut ada kenaikan anggaran untuk belanja infrastruktur dan militer.

Kenaikan anggaran ini tentu saja memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar karena akan menggerakkan ekonomi meskipun dalam anggaran tersebut juga terdapat beberapa pemotongan yang sensitif secara politis seperti program bantuan kesehatan.

"Tidak ada kejutan besar dalam anggaran tersebut. Semua sesuai dengan perkiraan dan pasar senang dengan hal itu," jelas kepala analis Bank of the West Wade Balliet.

Namun memang, penguatan Wall Street

 tak terlalu tinggi karena masih ada sisa-sisa sentimen dari penyelidikan yang dilakukan oleh pemerintah mengenai adanya dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilihan presiden AS di 2016.

Saat ini, Presiden Trump sendiri sedang mengadakan kunjungan ke Timur Tengah. Salah satu yang dikunjungi oleh Trump adalah Arab Saudi.

Dalam kunjungan tersebut Presiden AS Donald Trump menandatangani kerja sama bidang pertahanan senilai US$ 110 miliar (setara dengan Rp 1,466 triliun) dengan Raja Salman dari Arab Saudi.

Perjanjian tersebut juga menyatakan komitmen AS untuk 'membantu segala kebutuhan pertahanan Arab Saudi' dengan menyediakan kapal perang, tank, dan aset militer lain, seperti sistem anti-rudal THAAD, peralatan pertahanan-siber, serta pesawat spionase.

Setelah mengunjungi Arab Saudi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melanjutkan lawatannya perdananya ke Israel dan Palestina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya