Liputan6.com, Jakarta - Hari-hari telah berlalu sejak Anda melakukan wawancara kerja di sebuah perusahaan, dan belum ada yang menelepon atau mengirim email kembali.
Padahal Anda yakin sudah mengikuti wawancara dengan baik dan bisa maju ke babak berikutnya, selain itu Anda juga optimistis bahwa Anda adalah orang yang layak berada di posisi tersebut.
Di sinilah hal-hal yang mungkin bisa jadi salah persepsi dalam mengartikannya, lalu bagaimana jika menghadapi situasi tersebut di lain waktu, apa yang seharusnya diperbuat? Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan seperti dikutip dari situs CNBC, Senin (5/6/2017):
Advertisement
Baca Juga
Jadilah diri sendiri
Beberapa pencari kerja sering mengandalkan artikel dan buku untuk melewati wawancara. Kepala Sumber Daya Manusia (SDM) dalam perusahaan juga sudah biasa menyadari panduan tersebut.
Berlatih sebelum melakukan wawancara jadi Anda bisa merasa nyaman dan fleksibel, tapi juga diingat jangan terlalu banyak berlatih sehingga akhirnya terdengar kaku dan tidak alami.
Terkadang pelamar melihat wawancara kerja seperti sebuah hal yang menakutkan dan membuat kekhawatiran padahal wawancara hanyalah sebuah percakapan.
Jadi diri sendiri saja dan utarakan siapa Anda dengan mempromosikan apa yang bisa dan pernah Anda lakukan saat bekerja dengan penuh percaya diri
Sebelum wawancara, ada baiknya juga untuk menghubungi orang-orang yang mungkin Anda kenal di perusahaan tersebut untuk belajar lebih banyak tentang budaya perusahaannya.
Yakin
Beberapa orang kadang merasa sulit untuk berbicara tentang sukses yang pernah mereka raih. Survei LinkedIn yang memiliki anggota 11.000 pekerja dari 19 negara tahun lalu menemukan bahwa hanya 35 persen yang merasa yakin bisa membicarakan prestasi mereka.
Sebagai pelamar kerja, saat Anda ditanya tentang keberhasilan ketika bekerja, seharusnya dapat dengan cepat dan tepat menjawab pertanyaan tentang prestasi yang pernah diraih.
Namun, kebanyakan justru menjawab agar perusahaan melihat kinerjanya dengan cara membiarkan calon pelamar bekerja terlebih dahulu, kemudian baru bisa melihat hasil kerjanya.
Selain itu, kebanyakan kandidat menjawab dengan satu menit pengenalan agar kehilangan perhatian dari pewawancara.
Jika Anda bingung dengan sebuah pertanyaan, sebaiknya katakan saja kepada pewawancara bahwa Anda ingin kembali lagi nanti.
Bersiaplah untuk wawancara secara online
Beberapa perusahaan, khususnya pemula, melakukan wawancara kerja pertama melalui layanan obrolan video seperti Skype. Karena itu, Anda pun perlu mempersiapkan wawancara dengan cara ini.
Berlatihlah di depan cermin dan pilih lokasi yang aman untuk menghindari orang yang tak diinginkan hadir tiba-tiba.
Saat latihan, Anda juga harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, seperti berpakaian formal dan bergaya seperti akan menghadiri wawancara sungguhan, karena penampilan termasuk hal yang jadi perhatian saat wawancara kerja.
Penasaran
Penasaran
Selalu ajukan pertanyaan jika memang Anda kurang paham, selipkan pertanyaan tentang waktu libur, tunjangan dan beberapa hal penting lainnya.
Beberapa pertanyaan spesifik yang bisa Anda tanyakan, seperti, Siapa saja orang biasanya akan berhubungan dengan Anda saat bekerja? Apakah prestasi karyawan mendapat apresiasi dari perusahaan? Atau bagaimana kira-kira kemajuan perusahaan dalam lima tahun ini?
Kembangkan hubungan baik
Wawancara kerja meski tidak berhasil, bisa menjadi batu loncatan bagi peluang kerja lainnya.
Beberapa pewawancara terkadang justru menyarankan agar Anda melamar di perusahaan lain dan merekomendasikan Anda, karena melihat ada kecocokan dengan Anda di posisi yang ditawarkan tersebut. Ingat, jangan pernah takut untuk meyakinkan orang tentang nilai yang Anda miliki.
Yang harus dihindari
Hindari mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Anda tidak memiliki kelemahan, karena ini pasti akan menghancurkan kesempatan Anda untuk diterima kerja.
Juga hindari mengatakan bahwa Anda memiliki keterampilan yang hebat. Meski hal tersebut menurut Anda penting, tapi itu bukan ukuran, karena yang terpenting adalah hasilnya, bukan kualitas.
Jangan gunakan bahasa yang terlalu hangat atau penuh keberanian, menggunakan kata-kata seperti “mungkin” dan “bisa jadi” dapat membuat Anda terlihat tidak aman dan merusak kredibilitas. Selain itu menjawab dengan terlalu penuh percaya diri juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana Anda bisa bergaul dengan orang lain.
Hati-hati membuat alasan untuk kegagalan masa lalu, terlalu curiga atau jujur terhadap kesalahan, justru bisa membuat wawancara berjalan dengan tidak maksimal.