Liputan6.com, Jakarta Dalam acara International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeetings 2018 di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober 2018, Indonesia akan mempresentasikan pencapaian Indonesia dalam reformasi dan demokrasi, hingga kemajuan ekonomi nasional pasca krisis hebat di 1997-1998. Promosi ini akan dilakukan di hadapan 15 ribu-17 ribu peserta.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengungkapkan, pemerintah dan BI bukan hanya akan mengangkat perekonomian nasional di pertemuan ekonomi dan keuangan terbesar di dunia itu, tetapi juga membahas perkembangan ekonomi di kawasan ASEAN.
"Kita harapkan dunia akan melihat Indonesia yang tadinya terkena krisis bersama negara regional lain di 1997-1998, kini kita sudah berubah menjadi negara yang bereformasi dan memiliki daya tahan," ucap Agus saat Konferensi Pers di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Untuk mengoptimalkan manfaat Annual Meeting IMF-World Bank 2018, Indonesia bersama IMF telah menyusun program Voyage to Indonesia (VTI). Program ini merupakan rangkaian kegiatan menuju pertemuan IMF-World Bank tahun depan. Penyelenggaraannya dimulai dari saat ini sampai menuju event besar 8-14 Oktober 2018.
"Seperti Jepang dengan program Road to Tokyo, dan Peru Road to Lima, maka Indonesia yang negara kepulauan punya program Voyage to Indonesia. Program ini tidak cuma fokusnya di Bali, tapi juga di Ibu Kota dan kota lain di seluruh Indonesia," Agus menerangkan.
Adapun tema yang diangkat adalah Indonesia sebagai kekuatan ekonomi yang bereformasi, progresif, berdaya tahan, yang mendukung tercapainya pemerataan yang berkesinambungan. Pelaksanaan Voyage to Indonesia dilaksanakan Kementerian Keuangan, BI, dan Kementerian/Lembaga atau pemerintah daerah.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menambahkan, penyelenggaraan 3.000 pertemuan di Annual Meeting 2018 membutuhkan kerja luar biasa keras dari seluruh lini, mengingat akan dibanjiri 15 ribu sampai 17 ribu tamu. Terdiri dari 1.500 dari IMF-World Bank, delegasi resmi mencapai 3.000-4.000 orang, dan peserta lain termasuk keluarga peserta.
"Ini akan menjadi pusat perhatian di seluruh dunia. Ini waktu yang tepat untuk mempresentasikan Indonesia, bukan hanya jadi host tapi juga di dalam memaparkan kemajuan pembangunan dan aspek pariwisata," jelasnya.
Menurut Sri Mulyani, ada paket-paket wisata di Indonesia yang bisa ditawarkan kepada ribuan peserta. Pasalnya, diperkirakan peserta Annual Meeting akan berlibur setelah forum global ini.
"Mereka akan extend sesudah Annual Meeting, bukan cuma di Bali tapi di daerah lain. Jadi paket-paket wisata sangat penting ditawarkan supaya mereka bisa membuat perencanaan berlibur setahun sebelumnya," tukas Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Rangkaian pertemuan lMF-WB 2018 ini memiliki makna yang sangat strategis dan prestisius. Indonesia akan menjadi pusat perhatian dunia, karena pentingnya kesepakatan yang dihasilkan, serta kehadiran para pelaku utama sektor keuangan dan ekonomi global
"Saya senang semuanya sudah cukup rapi untuk memulai perhelatan ini. Kita berharap, ini bisa menjadi cerita sukses bagi Indonesia, dan mempresentasikan Asia. Kepemimpinan Indonesia di kawasan ini juga makin well established," tukas Sri Mulyani.
Â
Baca Juga
Advertisement