Indonesia dan Turki Sepakat Buat Pesawat

Indonesia dan Turki akan mengembangkan pesawat N245. Pesawat tersebut merupakan pengembangan dari jenis CN235.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jul 2017, 06:24 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2017, 06:24 WIB
Ilustrasi Pesawat (AFP)
Ilustrasi Pesawat (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Turki menghasilkan berbagai kesepakatan antar kedua negara. Salah satunya adalah kesepakatan bisnis antara perusahaan Indonesia dengan Turki.

Seperti perjanjian antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry mengenai pengembangan pesawat jenis turboprop baling-baling. Pesawat yang akan dikembangkan oleh kedua negara adalah pesawat N245.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno mengaku, bukan tanpa alasan PT DI memilih Turki sebagai negara mitra dalam pengembangan N245.

"Turki itu pengguna terbesar CN235. PT DI juga sudah memberikan banyak teknologi modifikasi mission control dan perawatan CN235 ke Turki," kata Harry kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (9/7/2017).

Perlu diketahui, N245 merupakan pengembangan dari jenis CN235. Hanya saja N245 akan difungsikan untuk penerbangan komersial. Berbeda dengan CN235 yang banyak digunakan untuk pertahanan sebuah negara.

"Teknik worksharing development and production N245 masih akan dibicarakan, tapi yang kami mau kerja sama dengan Turki selain produksi juga pasar dan financial sharing untuk pengembangan," tambah Harry.

Kerja sama investasi antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Turki tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai realisasi investasi Turki yang masih minim di Indonesia.

Dari data yang dimiliki oleh BKPM periode kuartal I 2017, realisasi investasi dari Turki hanya US$ 0,1 juta terdiri dari 9 proyek investasi. Nilai tersebut menunjukkan tidak ada investasi baru yang dilakukan dari Turki selama kurun waktu tersebut. (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya