50 Tahun Beroperasi, Berapa Besar Sumbangan Waduk Terbesar di RI?

Bendungan Ir H Djuanda genap berusia 50 tahun. Bendungan yang dikenal dengan waduk jatiluhur ini telah berjasa bagi perekonomian setempat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 18 Jul 2017, 12:25 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2017, 12:25 WIB
20160701-Waduk Jatiluhur - Purwakarta- Immanuel Antonius
Waduk Jatiluhur yang dikelilingi bukit ini mampu memproduksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, Jawa Barat, Jumat (1/7). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bendungan Ir H Djuanda atau dikenal Waduk Jatiluhur genap berusia 50 tahun. Bendungan yang dibangun pada 1957-1967 itu telah memberikan banyak manfaat kepada masyarakat hingga saat ini, khususnya yang berada di kawasan Karawang dan Indramayu, Jawa Barat.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) Basuki Hadimuljono menyampaikan hal itu saat menghadiri seminar nasional bertajuk Setengah Abad Bendungan Ir H Djuanda Menghidupi Negeri di Auditorium Kementerian PU-PR Jakarta, Selasa (18/7/2017).

Sejatinya, Bendungan Ir H Djuanda sering disebut dengan nama Waduk Jatiluhur. Waduk ini merupakan waduk terbesar di Indonesia. Waduk Jatiluhur memiliki kapasitas tampung air kurang lebih 3 miliar meter3. Tinggi bendungan mencapai 100 meter dengan panjang bendungan 1,2 km. Luas genangan kurang lebih 83 km2.

"Sampai sekarang masih jadi bendungan terbesar di Indonesia. Kedua Jatigede itu hanya 980 juta meter3 , kalau Jatiluhur 3 milliar meter3," kata dia.

Bendungan ini menahan air Sungai Citarum yang merupakan sungai terbesar di Jawa Barat. Waduk ini menjadi sumber air untuk pertanian khususnya di wilayah Karawang dan Indramayu.

"Kalau Jatiluhur untuk irigasi 260 ribu ha lahan irigasi, baik Karawang sampai Indramayu," kata dia.

Waduk tersebut dianggap sangat berjasa bagi perekonomian setempat, meski hasilnya tak diterima secara langsung oleh pemerintah daerah.

"Sudah berapa triliun yang bisa disumbangkan Jatiluhur kepada petani, mungkin tidak secara langsung menjadi pendapatan asli daerah (PAD) pemerintah Jawa Barat, tapi langsung ke petani. Petani free of charge, untuk memanfaatkan air irigasi Jatiluhur," ujar dia.

Selain itu, waduk tersebut juga penting sebagai pemasok air baku rumah tangga, kota, dan industri. Di samping itu, Waduk Jatiluhur juga berkontribusi sebagai pemasok listrik di mana kapasitas terpasang mencapai 187,5 MW.

"Jatiluhur bisa hidup karena listrik, air minum, sama pariwisata. Irigasi pada dasarnya free of charge semua ekonomi, kemakmuran masyarakat petani di daerah Karawang dan sekitarnya sampai Indramayu," tutur dia.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya