Bagaimana Perkembangan Proyek Pelabuhan hingga Kereta di Papua?

Pemerintah sedang membangun sejumlah proyek infrastruktur bandara, pelabuhan dan kereta api di tanah Papua.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Jul 2017, 20:42 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2017, 20:42 WIB
Menhub Resmikan Sistem Perizinan Angkutan Sewa
Menhub Budi Karya Sumadi

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah membangun dan mengembangkan tiga pelabuhan di Sorong, Papua Barat, yaitu Pelabuhan Kota Sorong, Pelabuhan Seget dan Pelabuhan Arar. Namun, dari ketiga pelabuhan tersebut, pemerintah akan lebih berkonsentrasi untuk pembangunan Pelabuhan Kota Sorong.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, untuk Pelabuhan Seget, saat ini masih terkendala pada pembebasan lahan. Masalah ini harus dikaji dan dibahas lebih dalam, lantaran pembebasan lahannya terkait dengan masalah lingkungan.

"Seget tanahnya belum clear. Makanya dalam satu dua tahun akan diintensifkan di Sorong. Seget akan dirapatkan dulu karena tanahnya yang kemarin itu ada kaitannya dengan hutan lingkungan. Makanya itu akan dibereskan," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Sedangkan untuk Pelabuhan Arar, lanjut Budi, pembangunan pelabuhan ini juga terkendala pada lokasi yang berdekatan dengan karang. Namun, untuk Pelabuhan Kota Sorong hingga saat ini telah menunjukkan progres yang positif.

"Yang di Arar juga enggak bisa, karena di depannya ada karang. Jadi dua tahun ini di Kota Sorong kami sudah reklamasi 5 hektare. Yang Seget sambil mikir, Seget atau tempat lain ya," kata dia.

Selain pelabuhan, pemerintah juga tengah menggenjot pengembangan Bandara Rendani di Manokwari. Rencananya akan ada penambahan panjang landasan pacu (runway) dari 2.000 meter menjadi 2.400 meter.

"Kalau Bandara Manokwari yang ingin panjang dia selesaikan tanah dulu. Kalau tanah selesai, konstruksi tahun depan. Maunya 2.400 meter, dari 2.000 meter menjadi 2.400 meter," jelas dia.

Sementara soal progres pembangunan kereta Trans Papua, Budi mengaku pesimistis hal tersebut bisa terealisasi lantaran rendahnya permintaan transportasi kereta di wilayah tersebut. Namun demikian, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tetap akan melaksanakan studi kelayakan (feasibilty study/FS).

"Mau FS dulu, tapi saya pesimis untuk bisa jalan, karena penumpang nggak banyak. Tapi saya mau buat FS dulu," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya